Peringatan: Setelah ini semua, maka ketahuilah bahwasanya pelaksanaan millah Ibrohim ini tidaklah bertentangan dengan pelaksanaan sirriyyah (bergerak secara sembunyi-sembunyi) dan kitmaan (menjaga rahasia) dalam berjuang untuk memenangkan diin..dan semua penjelasan ini juga tidaklah bertentangan dengan usaha besar yang ditempuh oleh Nabi SAW, dan dalil-dalilnya dari siiroh (sejarah) sangat banyak kalau mau dihitung… namun yang benar adalah sirriyyah ini harus diletakkan pada tempatnya yang sesuai… yaitu sirriyyah dalam membuat perencanaan dan dalam melakukan i'daad (persiapan). Adapun millah Ibrohim dan kufur terhadap thoghut serta terhadap manhaj-manhaj dan ilaah-ilaah (sesembahan-sesembahan) mereka yang batil, semua ini tidak mengandung unsur sirriyyah, akan tetapi ini adalah dakwah yang terang-terangan sehingga harus dijelaskan secara terang-terangan sejak pertama kali melangkah sebagaimana yang telah kami jelaskan di muka. Dan beginilah cara memahami sabda Nabi SAW yang berbunyi:
لاتزال طائفة من أمتي ظاهرين على الحق
Akan senatiasa ada sekelompok orang dari umatku yang yang dhoohir di atas kebenaran. (Hadits ini diriwayatkan oleh Muslim dan lain-lain)
Adapun menyembunyikan dan menutup-nutupinya sebagai bentuk mudaahanah (toleransi, kompromi) dengan thoghut, ini berarti masuk ke dalam barisan mereka..dan ingin mendapatkan jabatan dari mereka… maka ini bukanlah yang dicontohkan Nabi SAW .. akan tetapi ini adalah ajaran dan sirriyyah orang yang menggunakan sistem organisasi buatan manusia, yang mana kepada mereka ini seharusnya dikatakan:
لكم دينكم ولي دين
Bagi kalian adalah diin kalian dan bagiku adalah diinku.
Ringkas kata dari permasalahan ini adalah bahwasanya sirriyyah itu dilakukan dalam i'daad dan perencanaan, sedangkan terang-terangan itu dilakukan dalam menyampaikan dakwah.
Kami menjelaskan masalah ini karena banyak orang, baik dari kalangan murjifiin (orang-orang yang suka melemahkan semangat) maupun orang-orang yang tidak memahami dakwah para Nabi secara benar, yang mengatakan karena kebodohan mereka; Metode yang anda serukan itu akan membongkar rahasia kami, mengungkap program-program kami dan akan menghancurkan dakwah dan buah-buah yang dihasilkannya dengan cepat…
Kepada orang-orang semacam mereka ini kami katakan: Pertama; Sesungguhnya buah-buah yang semu tersebut tidak akan matang dan tidak akan menunjukkan kebaikannya kecuali jika ditanam di atas manhaj nubuwwah (metode Nabi), dan kenyataan yang dialami oleh gerakan-gerakan dakwah hari ini menjadi bukti yang paling nyata, setelah dalil-dalil syar’iy di depan mengenai millah Ibrohim dan dakwah para Nabi dan Rosul SAW… karena sesungguhnya apa yang menimpa kita hari ini berupa bodohnya umat Islam dan bercampur-aduknya antara yang haq dan yang batil serta tidak jelasnya sikap al walaa’ wal baroo’, sebenarnya hanyalah diakibatkan oleh diamnya dan kitmaannya para ulama’ dan da’i terhadap kebenaran ini. Seandainya mereka menunjukkan dan menyetakan kebenaran tersebut secara terang-terangan, sebagaimana yang dilakukan oleh para Nabi tentu kebenaran itu akan nampak jelas bagi seluruh manusia. Dan dengan begitu tentu akan tersaring dan terpisah antara ahlul haqq dengan ahlul baathil, dan tentu ajaran Alloh ta’aalaa akan tersampaikan, serta pasti akan hilang kekaburan yang terjadi pada manusia, terutama mengenai masalah-masalah penting dan fital pada zaman ini. Sebagaimana yang dikatakan oleh orang:
إذا تكلم العالم تقية والجاهل بجهله فمتى يظهر الحق
Apabila ulama’ berbicara secara taqiyah (memelintir perkataan supaya tidak difahami hakekatnya karena takut / khawatir), sedangkan orang yang bodoh tetap dengan kebodohannya, maka kapan kebenaran akan nampak.
Dan apabila diin Alloh ta’aalaa dan tauhid, baik secara ‘amaliy maupun i'tiqoodiy tidak jelas bagi manusia…maka buah apakah yang ditunggu-tunggu dan diharapkan oleh para da’i itu?
Apakah berupa Daulah Islaamiyah? Sesungguhnya menampakkan tauhid yang benar kepada manusia, mengentaskan mereka dari kegelapan syirik menuju cahaya tauhid adalah tujuan terbesar dan target terpenting, meskipun dalam rangka mewujudkan itu gerakan-gerakan dakwah harus mendapatkan bencana dan para da’i harus mendapatkan ujian…
Dan bukankah diin itu tidak akan nampak kecuali dengan pertarungan dan ujian:
ولو لا دفع الله الناس بعضهم ببعض لفسدت الأرض
Seandainya Alloh tidak menolak sebagian manusia dengan sebagian yang lain pasti bumi akan rusak. (Al Baqoroh: 251)
Maka beginilah cara meninggikan diin Alloh ta’aalaa, menyelamatkan manusia dan mengentaskan mereka dari berbagai kesyirikan. Dan inilah tujuan yang dalam rangka mewujudkannya terjadi cobaan dan menghadapi sengsaranya pengorbanan…sedangkan daulah Islamiyah itu tidak lain hanyalah salah satu sarana untuk mencapai tujuan yang paling besar ini.. dan dalam peristiwa ash-haabul ukh-duud terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal. Karena pemuda yang sebagai seorang da’i yang tulus itu, ia tidak menegakkan daulah dan tidak pula meraih kekuasaan, akan tetapi dia telah menunjukkan tauhid dengan sejelas-jelasnya, dan dia telah membela diin yang haq dengan pembelaan yang kuat dan dia telah meraih syahaadah (mati syahid). Lalu kalau sudah begitu apalagi nilainya hidup ini, dan apa beratnya dibunuh, dibakar dan disiksa jika seorang da’i telah meraih kesuksesan yang paling besar… baik tegak daulah maupun tidak.. meskipun orang-orang beriman dibakar dan digalikan parit-parit, sesungguhnya mereka telah meraih kemenangan karena kalimatulloh telah nampak jelas dan tinggi… selain itu mereka telah meraih syahaadah (mati syahid) dan mendapatkan jannah .. maka alangkah berbahagianya dia dengan apa yang telah ia raih dan alangkah bahagianya dia..
Dengan demikian engkau dapat memahami bahwa orang-orang bodoh yang mengatakan: “Sesungguhnya metode dakwah seperti ini akan menghancurkan dakwah dan akan mempercepat rusaknya buah-buah yang telah diraih dalam dakwah.” adalah merupakan irjaaf (usaha untuk melemahkan semangat) dan kebodohan. Karena metode dakwah seperti ini merupakan ajaran dalam diin Alloh ta’aalaa yang Alloh ta’aalaa janjikan akan dimenangkan atas seluruh diin meskipun orang-orang musyrik tidak menyukainya. Dan hal itu tidak diragukan lagi pasti terrealisasi. Sedangkan menang dan tingginya diin Alloh ta’aalaa itu tidaklah tergantung dengan para murjifiin (orang-orang yang berusaha melemahkan semangat) tersebut sehingga akan gagal dengan kegagalan mereka atau akan hancur dengan hancurnya mereka atau dengan berpalingnya mereka… Alloh ta’aalaa berfirman:
وإن تتولوا يستبدل قوما غيركم ثم لا يكونوا أمثالكم
Dan jika kalian berpaling, Alloh akan mengganti kalian dengan kaum yang lain kemudian mereka tidak berlaku seperti kalian. (Muhammad: 38)
Dan Alloh ta’aalaa berfirman:
يا أيها الذين آمنوا من يرتد منكم عن دينه فسوف يأتي الله بقوم يحبهم ويحبونه أذلة على المؤمنين أعزة على الكافرين يجاهدون في سبيل الله ولا يخافون لومة لائم ذلك فضل الله يؤتيه من يشاء والله واسع عليم
Wahai orang-orang yang beriman, barangsiapa diantara kalian murtad dari diinnya niscara Alloh akan mendatangkan sebuah kaum yang Alloh cintai dan mereka mencintai Alloh, yang lemah-lembut terhadap orang-orang beriman dan bersikap keras terhadap orang-orang kafir, berjihad di jalan Alloh, dan mereka tidak takut dengan celaan orang-orang yang mencela. Itu adalah karunia Alloh yang diberikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki, dan Alloh Maha Luas lagi Maha Mengetahui. (Al Maa idah: 54)
Dan Alloh ta’aalaa berfirman:
ومن يتول فإن الله هو الغني الحميد
Dan barang siapa berpaling maka sesungguhnya Alloh adalah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (Al Hadiid: 24)
Dan inilah dakwah para Nabi dan Rosul serta para pengikut mereka, yang merupakan bukti yang paling nyata dalam sejarah. Dan sungguh mereka adalah orang-orang yang paling berat ujiannya namun hal itu tidak berpengaruh terhadap cahaya mereka, bahkan hanya semakin menambah jelas dan terkenal serta merasuk ke dalam hati manusia dan dikalangan mereka. Dan lihatlah sampai hari ini dakwah tersebut terus menjadi cahaya yang menerangi jalan orang-orang beriman dalam berdakwah. Dan inilah kebenaran yang tidak diragukan lagi.
Kemudian selain itu semua, di sini ada satu permasalahan terakhir yang harus dipahami… yaitu bahwasanya menyatakan permusuhan dan baroo’ secara terang-terangan kepada orang-orang kafir yang membangkang, dan menunjukkan kekufuran terhadap sesembahan mereka yang batil dan berbeda-beda pada setiap zaman… meskipun hal ini merupakan sikap dasar setiap da’i muslim… dan inilah ciri khas para Nabi serta metode dakwah mereka yang lurus dan jelas.. yang mana jika tidak melaksanakan dan mengikutinya, gerakan-gerakan dakwah tersebut tidak akan sukses, tidak akan benar tujuan dan sikapnya, tidak akan nampak jelas diin Alloh ta’aalaa, dan manusia tidak akan memahami kebenaran. Namun demikian jika telah ada sekelompok ahlul haqq yang menyampaikannya dengan terang-terangan, maka gugurlah kewajiban tersebut --- yaitu kewajiban untuk menyampaikannya secara terang-terangan --- dari yang lain, terutama bagi orang-orang yang lemah dan tertindas. Adapun kebencian dan permusuhan itu sendiri merupakan kewajiban setiap muslim disetiap waktu dan tempat. Karena sebagaimana yang telah saya sampaikan bahwsanya hal ini adalah kandungan laa ilaaha illallooh yang mana Islam seseorang tidak akan syah kecuali dengannya. Namun jika hal ini ditinggalkan secara keseluruhan dalam dakwah, padahal ini adalah prinsip yang paling pokok dalam dakwah para Nabi, maka ini adalah aneh dan mengada-ada, dan bukan termasuk ajaran Islam sama sekali, bahkan para da’i yang berdakwah dengan tidak mengikuti petunjuk Nabi SAW itu taqlid dan mengekor kepada partai-partai buatan manusia dan gerakan-gerakannya, yang menggunakan prinsip taqiyah (memelintir perkataan supaya tidak difahami hakekatnya karena takut / khwatir) dalam berbagai keadaan dan tidak menghiraukan larangan mudaahanah (kompromi, toleransi) dan tidak merasa keberatan dengan kemunafikan …
Dan pengecualian yang kami tetapkan ini tidaklah muncul dari hawa nafsu atau akal-akalan belaka akan tetapi bersumber dari nash-nash syar’iy yang banyak … dan bagi orang yang memberhatikan siiroh Nabi SAW ia akan memahami masalah ini dengan jelas… sebagai contoh lihatlah kisah Islamnya ‘Amr bin ‘Abasah As Sulamiy yang terdapat dalam Shohiih Muslim, dan yang dijadikan landasan adalah perkataan ‘Amr bin ‘Abasah As Sulamiy yang berbunyi: “Sungguh aku ingin mengikutimu.” Maka Rosululloh bersabda:
إنك لا تستطيع ذلك يومك هذا ألا ترى حالي وحال الناس ولكن ارجع إلى أهلك فإذا سمعت بي قد ظهرت فأتني...
Pada hari ini kamu tidak akan mampu melakukaannya. Tidakkah kamu melihat apa yang terjadi antara aku dan orang-orang. Maka kamu pulang saja ke keluargamu, apabila kamu mendengar aku telah menang maka datanglah kepadaku….(Hadits)
An Nawawiy mengatakan: “Maksudnya adalah ia mengatakan kepada Rosul; Sesungguhnya aku ingin mengikutimu dalam menunjukkan Islam di sini dan aku akan tinggal bersamamu. Maka beliau menjawab; Kamu tidak akan mampu karena kekuatan kaum muslimin lemah dan kami khawatir kamu akan mendapatkan gangguan dari orang-orang kafir Quroisy. Namun kamu telah memperoleh pahala, maka tetaplah kamu Islam dan kembalilah kepada kaummu. Dan tetaplah kamu Islam sampai kamu mengetahui bahwa aku telah menang, maka datanglah kepadaku…” Ini adalah salah seorang yang diijinkan Nabi SAW untuk tidak menunjukkan dan menampakkan diinnya… karena ketika itu diin Alloh ta’aalaa dan dakwah Nabi SAW telah terkenal dan telah nampak. Yang menunjukkan hal ini adalah sabda beliau dalam hadits yang sama yang berbunyi:
ألا ترى حالي وحال الناس
Apakah kamu tidak melihat apa yang terjadi antara aku dan orang-orang.
Dan juga kisah Islamnya Abu Dzar yang terdapat dalam Shohiih Al Bukhooriy, dan yang dijadikan landasan adalah sabda Rosul kepadanya yang berbunyi:
يا أبا ذر اكتم هذا الأمر وارجع إلى بلدك فإذا بلغك ظهورنا فاقبل ...
Wahai Abu Dzar, sembunyikanlah masalah ini, dan pulanglah ke negerimu. Lalu apabila kamu telah mendengar kami menang maka datanglah… (Hadits)
Namun demikian Abu Dzar malah menyatakannya dengan terang-terangan di hadapan orang-orang kafir karena ingin mengikuti cara dan metode Nabi SAW. Meskipun mereka memukulinya sampai hampir mati, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits, dan meskipun ia malahan mengulangi perbuatannya, meskipun demikian Nabi SAW tidak mengingkari perbuatannya dan tidak pula melemahkan semangatnya. Atau mengatakan kepadanya sebagaimana yang dikatakan oleh para da’i zaman sekarang, yang mengatakan: Dengan perbuatanmu ini kamu telah mengacaukan dakwah dan menimbulkan fitnah (bencana), membahayakan dakwah dan memperlambatnya selama seratus tahun…. Dan tidaklah mungkin Rosululloh mengatakan seperti itu… karena beliau adalah suri tauladan dan panutan dalam meniti jalan dakwah bagi seluruh manusia sampai hari qiyamat. Maka sembunyi-sembunyi dalam mengikuti dakwah yang dilakukan oleh sebagian mustadl’afiin (orang-orang yang lemah dan tertindas) adalah sebuah permasalahan sedangkan nampak dan jelasnya diin adalah permasalahan yang lain. Dahulu dakwah Nabi SAW adalah jelas dan terkenal, dan semua orang tahu bahwa pokok dan konsentrasinya adalah kufur terhadap thoghut-thoghut yang ada pada zaman itu, dan bertauhid dalam berbagai macam bentuk ibadah kepada Alloh ta’aalaa … sampai-sampai beliau benar-benar mengingatkan agar menjauhi thoghut tersebut dan memeranginya dengan berbagai sarana. Dan tidaklah para pengikutnya yang mustadl’afiin (lemah lagi tertindas) itu memerlukan untuk menyembunyikan diri dan hijroh, dan tidak pula mereka akan mendapatkan gangguan dan penindasan kecuali disebabkan karena jelas dan terkenalnya dakwah. Seandainya mereka mau sedikit saja bermudaahanah (kompromi) sebagaimana yang dilakukan orang-orang pada zaman sekarang ini, tentu itu semua tidak akan terjadi.
Dan setelah engkau memahami poin ini, engkau akan memahami permasalah penting yang lain, yaitu: bolehnya melakukan mukhooda’ah (tipu daya) terhadap orang-orang kafir dan bolehnya sebagian kaum muslimin bersembunyi di sela-sela barisan mereka ketika terjadi konfrontasi dan peperangan, selama diin itu telah dhoohir (nampak jelas) dan prinsip dakwah telah terkenal… maka dalam kondisi semacam ini dibenarkan untuk beralasan dengan peristiwa pembunuhan Ka’ab bin Al Asyroof dan yang semisalnya… adapun menghabiskan umur sebagai pasukan thoghut yang berwalaa’ dan bermudaahanah, hidup dan mati untuk mengabdi kepada mereka dan mengabdi kepada lembaga-lembaga mereka yang jahat dengan alasan untuk berdakwah dan memperjuangkan diin, sebagai mana yanng dilakukan oleh para da’i tersebut… sehingga mengaburkan diin manusia dan mengubur tauhid… maka sesungguhnya cara-cara tersebut adalah di barat sedangkan dakwah Nabi SAW dan petunjuk beliau berada di ujung timur.
شتان بين مشرق و مغرب | سارت مشرقة وسرت مغربا |
ia berjalan ke timur sedangkan aku berjalan ke barat…
sungguh berbeda antara orang yang berjalan ke timur dengan orang yang berjalan ke barat…
Dengan demikian maka millah Ibrohim adalah cara dakwah yang benar .. yang menyebabkan perpisahan dengan orang-orang yang dicintai dan menyebabkan pemenggalan leher … adapun jalan-jalan, cara-cara dan manhaj-manhaj lain yang bengkok dan menyeleweng yang digunakan untuk meneguhkan diin Alloh ta’aalaa dengan tanpa menjauhi pangkat dan kedudukan, dan dengan tanpa marah terhadap para pemegang kekuasaan .. atau tanpa harus kehilangan istana, istri-istri dan kebahagiaan dalam keluarga, rumah dan negara, maka ini sama sekali bukanlah millah Ibrohim, meskipun orang-orang yang melakukan gerakan-gerakan dakwah tersebut mengaku bahwa mereka berada di atas manhaj salaf dan manhaj dakwah para Nabi dan Rosul… dan sungguh kami pernah melihat mereka… kami pernah melihat bagaimana wajah mereka berseri-seri dihadapan orang-orang munafiq dan dholim, bahkan dihadapan orang-orang kafir yang menentang Alloh ta’aalaa dan RosulNya, bukan untuk mendakwahi mereka atau mengharapkan mereka dapat hidayah, akan tetapi orang-orang tersebut bergaul dengan mereka sebagai bentuk mudaahanah (kompromi) dan sikap diam orang-orang tersebut terhadap kebatilan mereka. Dan orang-orang tersebut bertepuk tangan dan berdiri untuk menghormati mereka. Orang-orang tersebut mengagungkan mereka dengan cara memanggil mereka dengan gelar-gelar mereka… seperti Shoohibul Jalaalah (yang agung), Al Malikul Mu’adh-dhom (raja yang diagungkan), Ar Ro-iisul Mukmin (pemimpin yang beriman), Shoohibus Sumuwwi (yang mempunyai derajat tinggi) bahkan Imaamul Muslimiin dan Amiirul Mukminiin, padahal mereka memerangi Islam dan kaum muslimin.… Ya, demi Alloh ta’aalaa kami melihat diantara mereka pergi pada waktu pagi dan pulang pada waktu sore … menjual diin nya dengan harga yang lebih murah dari pada sayap nyamuk … pada waktu sore dia beriman, belajar tauhid dan mungkin mengajar tauhid namun pada waktu pagi dia bersumpah untuk menghormati hukum dan undang-undang kafir, dan dia bersaksi atas kesucian undang-undang buatan manusia … Dan memperbanyak barisah orang-orang dholim dan menemani mereka dengan wajah yang berseri-seri dan dengan kata-kata yang manis… Padahal siang dan malam mereka membaca ayat-ayat yang melarang mereka untuk sedikit condong atau taat kepada orang dholim dan ridho terhadap sebagian dari kebatilan mereka. Mereka membaca ayat-ayat tersebut seperti : ولا تركنوا إلى الذين ظلموا فتمسكم النار
Dan janganlah kalian sedikit condong kepada orang-orang dholim sehingga kalian disentuh naar (api neraka). (QS.Huud : 113)
Dan :
وقد نزل عليكم في الكتاب أن إذا سمعتم آيات الله يكفر بها ويستهزأ بها فلا تقعدوا معهم حتى يخوضوا في حديث غيره إنكم إذا مثلهم ...
Dan sungguh Alloh telah menurunkan kepada kalian dalam kitab bahwasanya apabila kalian mendengar ayat-ayat Alloh dikafirkan dan di olok-olok maka janganlah kalian duduk bersama mereka sampai mereka berbicara tentang yang lain, jika demikian kalian seperti mereka … (An-Nisaa’ : 140)
Syaikh Sulaimaan bin ‘Abdulloh bin Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhaab mengatakan tentang makna firman Alloh ta’aalaa yang berbunyi :
إنكم إذا مثلهم
jika demikian kalian seperti mereka,
ayat ini sesuai dengan dhohirnya yaitu bahwasanya apabila seseorang mendengar ayat-ayat Alloh ta’aalaa dikufuri dan di olok-olok lalu dia duduk bersama orang-orang kafir yang mengolok-olok tersebut, dengan tanpa ikrooh (dipaksa) atau mengingkari atau pergi dengan meninggalkan mereka… sampai mereka berbicara tentang yang lain, maka dia kafir seperti mereka meskipun dia tidak melakukan apa yang mereka lakukan … “ (Dari Ad Duror As Sunniyah, juz Jihad hal. 79).
Dan firman Alloh ‘Azza wa Jalla :
وإذا رأيت الذين يخوضون في آياتنا فأعرض عنهم حتى يخوضوا في حديث غيره
Dan apabila kamu melihat orang-orang yang mempermainkan ayat-ayat Kami maka berpalinglah kalian dari mereka sampai mereka berbicara tentang yang lain. (Al An’am : 68)
Al Hasan Al Bashriy mengatakan: “Dia tidak boleh duduk bersama mereka baik mereka mempermainkan atau tidak mempermainkan, berdasarkan firman Alloh ta’aalaa:
وإما ينسينك الشيطان فلا تقعد بعد الذكرى مع القوم الظالمين
Dan apabila syetan menjadikan kamu lupa maka setelah ingat janganlah kamu duduk bersama orang-orang dholim. (Al An’aam: 68)
Dan begitu pula firman Alloh ta’aalaa:
ولولا أن ثبتناك لقد كدت تركن إليهم شيئا قليلا إذا لأذقناك ضعف الحياة وضعف الممات ثم لا تجد لك علينا نصيرا
Dan jika tidak Kami teguhkan kamu tentu kamu benar-benar hampir rukuun (sedikit condong) kepada mereka. Dengan demikian Kami akan rasakan kepadamu siksaan yang berlipat ganda pada waktu hidup dan sesudah mati, kemudian kamu tidak akan mendapatkan penolong dari Kami. (Al-Isro’ : 74)
Syaikh Sulaimaan bin ‘Abdulloh mengatakan: “Apabila perkataan ini ditujukan kepada manusia yang paling mulia SAW, lalu bagaimana dengan orang yang lainnya.” (Dari Ad Duror As Sunniyah, juz Jihad hal. 47)
Dan mereka juga membaca firman Alloh ta’aalaa yang menggambarkan keadaan orang-orang beriman:
والذين هم عن اللغو معرضون
Dan orang-orang yang berpaling dari perkataan atau perbuatan yang tidak berguna. (QS. Al Mu’minun:3)
Dan firman Alloh ta’aalaa:
والذين لا يشهدون الزور وإذا مروا باللغو مروا كراما
Dan orang-oarng yang tidak memberi kesaksian palsu dan apabila mereka melewati hal yang tidak berguna mereka melewatinya dengan mulia. (QS. Al Furqoon: 72)
Dan mereka mengaku bahwa mereka di atas manhaj Salaf, padahal salaf lari menjauh dari pintu-pintu dan kedudukan yang diberikan para penguasa pada masa syariat dan kebenaran berkuasa, bukan pada masa kedholiman dan kegelapan… Dan demi Alloh ta’aalaa, tidaklah diletakkan pedang di atas leher mereka atau dibelenggu kaki mereka atau dipaksa untuk begitu…. akan tetapi mereka melakukannya dengan suka rela dan membayar uang yang banyak…. dan diplomasi-diplomasi yang kuat. Maka kami berlindung kepada Alloh ta’aalaa dari hawa nafsu dan tertutupnya penglihatan…Mereka tidak mengatakan: ”Kami lakukan ini semua karena tamak terhadap dunia.”…namun mereka mengatakan bahwa ini semua mereka lakukan untuk kemaslahatan dakwah dan memperjuangkan diin…lalu siapakah yang kalian tertawakan wahai orang-orang yang malang… apakah kami yang lemah ini?? Sesungguhnya kami tidak kuasa memberikan manfaat atau madlorot kepada kalian …ataukah penguasa langit dan bumi, yang tidak ada sesuatupun yang tersembunyi dariNya dan Dia mengetahui apa yang kalian bisikkan….
Dan kami telah mendengar mereka menuduh orang-orang yang tidak sependapat dengan mereka dan mengingkari mereka atas perbuatan tersebut, sebagai orang-orang yang dangkal pemikirannya dan sedikit pengalamannya, dan bahwasanya mereka tidak secara hikmah dalam berdakwah dan tidak sabar dalam menuai hasil atau tidak memahami waaqi’ (kondisi realita) dan sunnah kauniyah (hukum alam)…. dan bahwasanya mereka tidak memahami politik dan dangkal pemahamannya. Sedangkan orang-orang yang malang itu tidak menyadari, bahwasanya mereka tidaklah menuduh orang-orang tertentu akan tetapi yang mereka tuduh itu adalah diin seluruh Rosul dan millah Ibrohim …yang diantara prinsip terpentingnya adalah menyatakan baroo’ dan kufur kepada musuh-musuh Alloh ta’aalaa dan kepada jalan-jalan mereka yang menyimpang, dan menunjukkan permusuhan serta kebencian kepada manhaj-manhaj mereka yang kafir…Dan mereka tidak menyadari bahwa dengan mengatakan seperti itu berarti mereka menuduh bahwasanya Ibrohim dan orang-orang yang bersamanya itu tidak berdakwah secara hikmah dan tidak memahami waaqi’ (kondisi realita)…..dan bahwasanya mereka itu ekstrim dan tergesa-gesa…padahal Alloh ta’aalaa telah memuji mereka dan memerintahkan kita agar mendahului mereka….Alloh ta’aalaa berfirman:
قد كانت لكم أسوة حسنة في إبراهيم و الذين معه
Sungguh telah ada suri tauladan yang baik bagi kalian pada diri Ibrohim dan orang-orang yang bersamanya. (QS. Al Mumtahanah: 4)
Dan Alloh ta’aalaa berfiman:
ومن أحسن دينا ممن أسلم وجهه لله وهو محسن واتبع ملة إبراهيم حنيفا واتخذ الله إبراهيم خليلا
Dan siapakah yang lebih baik diinnya daripada orang yang menyerahkan wajahnya kepada Alloh sedangkan dia berbuat baik dan mengikuti millah Ibrohim yang lurus. Dan Alloh telah menjadikan Ibrohim sebagai kholiil (kekasih). (QS. An Nissa’: 125)
Dan Alloh ta’aalaa menjauhkan Ibrohim dari kebodohan dan menyatakan bahwa ia adalah orang yang mendapat petunjuk….dalam firmanNya:
ولقد آتينا إبراهيم رشده من قبل وكنا به عالمين
Dan sungguh Kami telah anugerahkan kepada Ibrohim petunjuk sebelumnya dan Kami adalah mengetahui tentang dirinya. (QS. Al Anbiyaa’:51)
Kemudian Alloh ta’aalaa menceritakan dakwahnya, bahkan Alloh ta’aalaa menerangkan sebagaimana yang telah kami uraikan di depan bahwasanya tidak ada yang membenci millah Ibrohim kecuali orang yang bodoh….Dan bagaimana mungkin orang yang bodoh itu dapat berdakwah secara hikmah, memiliki pemahaman yang jelas, manhaj yang benar dan jalan yang lurus sebagai mana yang ia klaimkan….??
أولى ليدفع عنه فعل الجاني ولذاك عند الغر يشتبهــان | و رموهم بغيا بما الرامي بـه يرمي البريء بما جناه مباهتا |