Doa Mustajab ‘Amru bin Jumuh untuk menggapai syahidnya


” Sesungguhnya diantara kamu sekalian ada orang-orang jika berdoa kepada Allah benar-benar dikabulkan. Diantara mereka itu adalah suamimu, `Amru bin Jumuh,” sambung Nabi Saw.

Setelah itu Rasulullah memerintahkan agar ketiga jasad itu dikuburkan di Uhud. Selanjutnya beliau berkata kepada Hindun : “Mereka akan bertemu di surga. `Amru bin Jumuh suamimu, Khulad anakmu dan Abdullah saudaramu.”

” Ya Rasulullah. Doakan aku agar Allah mengumpulkan aku bersama mereka nantinya. “, kata Hindun memohon kepada Nabi.

Doa Mustajab ‘Amru bin Jumuh untuk menggapai syahidnya

” Ya Allah, jangan kembalikan aku ke keluargaku, dan limpahkanlah kepadaku kesyahidan. “

Doa itu keluar dari mulut `Amru bin Jumuh, ketika ia bersiap-siap mengenakan baju perang dan bermaksud berangkat bersama kaum muslimin ke medan Uhud. Ini adalah kali pertama bagi `Amru terjun ke medan perang, karena kakinya pincang. Didalam Al-Quran disebutkan : ” Tiada dosa atas orang-orang buta, atas orang-orang pincang dan atas orang sakit untuk tidak ikut berperang.” (QS. Al-Fath:17)

Karena kepincangannya itu maka `Amru tidak wajib ikut berperang, di samping keempat anaknya telah pergi ke medan perang. Tidak seorangpun menduga `Amru dengan keadaannya yang seperti itu akan memanggul senjata dan bergabung dengan kaum muslimin lainnya untuk berperang.

Sebenarnya, kaumnya telah mencegah dia dengan mengatakan : “Sadarilah hai `Amru, bahwa engkau pincang. Tak usahlah ikut berperang bersama Nabi saw.”

Namun `Amru menjawab : ” Mereka semua pergi ke surga, apakah aku harus duduk-duduk bersama kalian ? “

Meski `Amru berkeras, kaumnya tetap mencegahnya pergi ke medan perang. Karena itu `Amru kemudian menghadap Rasulullah Saw dan berkata kepada beliau : ” Wahai Rasulullah. Kaumku mencegahku pergi berperang bersama Tuan. Demi Allah, aku ingin menginjak surga dengan kakiku yang pincang ini.”

” Engkau dimaafkan. Berperang tidak wajib atas dirimu.” Kata Nabi mengingatkan.
“Aku tahu itu, wahai Rasulullah. Tetapi aku ingin berangkat ke sana.” Kata `Amru tetap bersikeras.
Melihat semangat yang begitu kuat, Rasulullah kemudian bersabda kepada kaum `Amru : ” Biarlah dia pergi. Semoga Allah menganugerahkan kesyahidan kepadanya.”

Dengan terpincang-pincang `Amru akhirnya ikut juga berperang di barisan terdepan bersama seorang anaknya. Mereka berperang dengan gagah berani, seakan-akan berteriak : ” Aku mendambakan surga, aku mendambakan mati, sampai akhirnya ajal menemui mereka.

Setelah perang usai, kaum wanita yang ikut ke medan perang semuanya pulang. Di antara mereka adalah Aisyah. Di tengah perjalanan pulang itu Aisyah melihat Hindun, istri `Amru bin Jumuh sedang menuntun unta ke arah Madinah. Aisyah bertanya: “Bagaimana beritanya ? “

“Baik-baik, Rasulullah selamat musibah yang ada ringan-ringan saja. Sedang orang-orang kafir pulang dengan kemarahan, ” jawab Hindun.

” Mayat siapakah di atas unta itu? ” , Aisyah bertanya kepada Hindun.
Dan Hindun pun menjawab , ” Ini mayat saudaraku, anakku dan suamiku.”
” Akan dibawa ke mana? ” , tanya Aisyah.
Hindun menjawab , ” Akan dikubur di Madinah.”
Setelah itu Hindun melanjutkan perjalanan sambil menuntun untanya ke arah Madinah. Namun untanya berjalan terseot-seot lalu merebah.

” Barangkali terlalu berat,” kata Aisyah.
” Tidak. Unta ini kuat sekali. Mungkin ada sebab lain.” Jawab Hindun.
Ia kemudian memukul unta tersebut sampai berdiri dan berjalan kembali, namun binatang itu berjalan dengan cepat ke arah Uhud dan lagi-lagi merebah ketika di belokkan ke arah Madinah. Menyaksikan pemandangan aneh itu, Hindun pun kemudian menghadap kepada Rasulullah dan menyampaikan peristiwa yang dialaminya : “Wahai Rasulullah. Jasad saudaraku, anakku dan suamiku akan kubawa dengan unta ini untuk dikuburkan di Madinah. Tapi binatang ini tak mau berjalan bahkan berbalik ke Uhud dengan cepat.”

Rasulullah berkata kepada Hindun : ” Sungguh unta ini sangat kuat. Apakah suamimu tidak berkata apa-apa ketika hendak ke Uhud? “

” Benar ya Rasulullah. Ketika hendak berangkat dia menghadap ke kiblat dan berdoa : ” Ya Allah, janganlah Engkau kembalikan aku ke keluargaku dan limpahkanlah kepadaku kesyahidan.”

” Karena itulah unta ini tidak mau berangkat ke Madinah. Allah SWT tidak mau mengembalikan jasad ini ke Madinah” kata beliau lagi.

” Sesungguhnya diantara kamu sekalian ada orang-orang jika berdoa kepada Allah benar-benar dikabulkan. Diantara mereka itu adalah suamimu, `Amru bin Jumuh,” sambung Nabi Saw.

Setelah itu Rasulullah memerintahkan agar ketiga jasad itu dikuburkan di Uhud. Selanjutnya beliau berkata kepada Hindun : “Mereka akan bertemu di surga. `Amru bin Jumuh suamimu, Khulad anakmu dan Abdullah saudaramu.”

” Ya Rasulullah. Doakan aku agar Allah mengumpulkan aku bersama mereka nantinya. “, kata Hindun memohon kepada Nabi.

Sungguh kesyahidan yang sangat mulia, meski cacat fisik dia tetap ingin berperang bersama Rasul, suatu hal yang sangat berani dan mulia. Tentu, sesungguhnya yang mereka rindu-rindukan, yang mereka impi-impikan adalah syahid di jalan Allah.

” ALLAHUMMA SYAHIDNA FI SABILIK YA RABB ” , Yaa Allah matikanlah kami dalam keadaan syahid di jalan mu. Amien Yaa Rabb.


Mencari Sosok Pejuang Islam Sejati


Dan tiada (pula dosa) atas orang-orang yang apabila mereka datang kepadamu, supaya kamu memberi mereka kendaraan, lalu kamu berkata: Aku tidak memperoleh kendaraan untuk membawamu, lalu mereka kembali, sedang mereka bercucuran air mata karena kesedihan, lantaran mereka tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan. (QS. At Taubah: 92)

“Sesungghnya orang-orang yang kita tinggalkan di madinah, tidaklah kita melewati jalan-jalan di gunung dan di lembah, kecuali mereka bersama-sama dengan kita, mereka terhalang (tidak ikut perang) karena udzur.” (HR Bukhari)

Mencari Sosok Pejuang Islam Sejati (Sepenggal Pelajaran Dari Surat At Taubah: 92)

Bismillahirrahmanirrahiim.

وَلاَ عَلَى الَّذِينَ إِذَا مَا أَتَوْكَ لِتَحْمِلَهُمْ قُلْتَ لاَ أَجِدُ مَا أَحْمِلُكُمْ عَلَيْهِ تَوَلَّواْ وَّأَعْيُنُهُمْ تَفِيضُ مِنَ الدَّمْعِ حَزَنًا أَلاَّ يَجِدُواْ مَا يُنفِقُونَ
Dan tiada (pula dosa) atas orang-orang yang apabila mereka datang kepadamu, supaya kamu memberi mereka kendaraan, lalu kamu berkata: Aku tidak memperoleh kendaraan untuk membawamu, lalu mereka kembali, sedang mereka bercucuran air mata karena kesedihan, lantaran mereka tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan. (QS. At Taubah: 92)



Mari kita renungkan, tentang perkara apakah ayat ini berbicara. Para ulama kita menyebutkan bahwa ayat ini bercerita tentang sebuah peperangan di musim paceklik. Sebagian para sahabat mendatangi Rasulullah meminta untuk diikutsertakan dalam peperangan itu. Diantara mereka adalah Ulbah ibn Zaid dan beberapa sahabat Anshar (dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa jumlah mereka 7 orang). Mereka datang untuk mendaftarkan dirinya ikut dalam peperangan demi mendapatkan keridhoan Allah. Mengorbankan jiwa di jalan Allah. Lalu Rasulullah menyampaikan bahwa Beliau tidak bisa mengikutsertakan mereka dalam peperangan itu dikarenakan sedikitnya perbekalan, persenjataan dan kendaraan.



Singkat cerita, mereka terpaksa berbalik. Apa yang terjadi pada mereka? Bukankah Allah mempersaksikan mereka dalam firmannya:

Dan tiada (pula dosa) atas orang-orang yang apabila mereka datang kepadamu, supaya kamu memberi mereka kendaraan, lalu kamu berkata: Aku tidak memperoleh kendaraan untuk membawamu, lalu mereka kembali, sedang mereka bercucuran air mata karena kesedihan, lantaran mereka tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan. (QS. At Taubah: 92)



Mereka pulang bukan dengan kebanggaan dan mengatakan: Kita kan mendapatkan Rukhshoh untuk tidak ikut berperang dari Rasulullah. Lihatlah dalam ayat itu. Mereka berpaling, sedang mata mereka meneteskan air mata. Air mata kesedihan karena tidak bisa memberikan apa-apa untuk Agama ini pada saat itu. Merekalah yang termasuk orang-orang yang disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al Imam Bukhari:



“Sesungghnya orang-orang yang kita tinggalkan di madinah, tidaklah kita melewati jalan-jalan di gunung dan di lembah, kecuali mereka bersama-sama dengan kita, mereka terhalang (tidak ikut perang) karena udzur.” (HR Bukhari)



Dan dalam riwayat dari Imam Muslim disebutkan:

“Melainkan mereka bersekutu dengan kalian dalam pahala”

Itulah air mata seorang pejuang. Air mata pejuang sejati. Air mata orang-orang yang merindukan kejayaan ummat Islam.



Renungan Berharga:

Mereka wahai saudaraku, meneteskan air mata karena tidak diikutkan untuk berperang, karena pada saat itu mereka tidak bisa menyumbangkan apa-apa bagi perjuangan.



Di manakah air mata Ulbah bin Zaid. Air mata inilah yang hilang dari kita. Air mata kesedihan melihat kondisi ummat ini. Hari ini, tidaklah air mata kaum muslimin keluar melainkan karena dunia yang luput dari tangan mereka. Tidaklah air mata ini meneres melainkan karena kesenangan pribadi yang tidak tercapai.



Kita mencari sosok Ulbah bin Zaid di abad ini. Sosok pejuang Islam sejati yang rindu dengan kejayaan ummat ini. Biarkan mereka menangisi dunianya, katakan di hadapan para pecinta dunia itu:



“Aku telah mewaqafkan diriku untuk agama dan perjuangan ini dan cukuplah keridhaan Allah sebagai hartaku yang paling berharga yang akan aku tangisi jika dia terlepas dari tanganku”.



Semoga Allah menjadikan kita pejuang-pejuang agamaNya.

By Luthfi Muhammad in GRUP PEMBELA TAUHID


Karomah-karomah Mujahidin DI Sekitar Kita, Bumi Jihad Nusantara


Karomah-karomah Mujahidin DI Sekitar Kita, Bumi Jihad Nusantara

o – O – o

Jaka Lelana Perindu Surga

Saat interogasi baru berlangsung terhadap akhuna DAP, HP D88AT namanya Ahmad berdering, "Bapak (Bapaknya Ahmad) terkena stroke" diujung telpon terdengar...Astaghfirullah kata dia tersentak kaget... kemudian penyelidikan dilanjutkan lagi tidak lama berselang HPnya bunyi kembali, "Ibu (Istrinya Ahmad) masuk rumah sakit kena serangan jantung" Astaghfirullah ada apa ini.... akhirnya penyidikanpun ditunda..... (informasi dari Ummu Yasmin Istri Akhuna DAP)

kejadian seperti ini ternyata bukan hanya menimpa Akhuna DAP, banyak juga menimpa ikhwan yang lainnya dengan cerita yang berbeda, sesungguhnya Alloh tunjukkan kebesaran-Nya dan balasan bagi mereka yang semena2 terhadap Mujahidin dan Kaum Muslimin.....

o – O – o

Abdul Rauf

Ada seorang polisi yg dulu menjaga sel kami, orang bali. Begitu bencinya dia ke bang imam (Asy Syahid , sampe dia sesumbar di depan sel kami, ana dan mas amrozy.. Imam itu akan dihukum mati, orang gitu akan mati cepet.. Dan kata2 sejenis itu. Beberapa hari kami tak lagi melihat dia piket jaga. Kami tanyakan, oleh penjaga kami ditunjukan koran, bahwa dia mati tenggelam waktu mancing di benoa.

o – O – o

Abdul Rauf

Yang lain lagi, petugas lapas kerobokan. Orang bali juga, sy lupa namanya. Benci banget sama "teroris" terutama bang imam, sama sempet sumpah serapah juga soal kematian, tak lama, ada adu bola persahabatan antar napi, dan dia pengawas napi dari lapas kerobokan, mobil rombongan mengalami kecelakaan, dia MATI. Yg lain cuma luka.

o – O – o

Habbat Karrih

Ada lagi cerita yg lain. Saat akhuna UCG ditangkap, D88AT bgian lapangan dgn kegarangannya begitu mnangkap lgsg sj dia menghajar tulang rusuk, pinggang dll akhuna, subhanallah, trnyata dipinggang akhuna msh ada FN yg blm mrk lucuti. Sang algojo tsb saat mnghajar pinggang trnyata kena FN tsb, slang bbrp hari dia mnghdp akhuna dlm keadaan tanganya bengkak membusuk. Allahuakbar...3x.

Cerita lain: saat akhuna BUIR, dipremak satu mlm suntuk dgn brbagai penyiksaan, pas di 1/3 mlm kira2 jam 3 pagi, tiba2 sang komandan bilang ke anak buahnya yg disekelingnya. "Sdh jgn dilanjutkan ini sdh 1/3 mlm" jd mnurut akhuna, mrk itu tdk berani mlanjutkan penyiksaan krn tau jam skian malaikat turut mnyaksikan kjhatanya. Allahuakbar...3x.

Nanti qt akan mlanjutkan cerita yg lain insyaALLAH. Wallahualam

o – O – o

Habbat Karrih

Masih cerita akhuna BUIR.

Saat di BAP, akhuna sdikit cekcok dan debat mslah prinsip dgn salah s'org penyidik, singkat cerita penyidik tsb mngeluarkan kata2 dgn bhs arab (takut didengar sm penyidik lain) " shodaqta, nahnu wa nizhom khotha' " = kamu benar, kami dan sistim yg salah.

o – O – o

Habbat Karrih

Cerita lain yg kami proleh.

Akhuna pepi fernando alias abu daud (big bos bomber books).

Beliau dtangkap diaceh, akhuna disiksa sbgaimana yg lain, tdk ada rasa sakit yg beliau rasakan pdhal wajah dan skujur tubuh sdh tdk berbentuk sbgmn aslinya. Beliau dihajar dgn linggis smpai2 linggis yg ditangan algojo jatuh dgn sendirinya, algojo mngeluh "gila kamu, sy yg pukul kamu aja cape smp tangan sy lecet". Allahuakbar...3x.

Qt nantikan cerita berikutnya. Wallahu'alam

o – O – o

Habbat Karrih

Back cerita brikutnya...

Ust. Aman -hafidzhahullah- beliau disiksa smpai tdk bs nafas, salah satu algojo mnemui s'lah s'org akhuna yg jg tahanan. Dia mnceritakan prihal mimpi buruknya, Bang "sy brmimpi diserang pasukan jubah serba putih, dgn mimpi itu mmbuat sy tdk bs tidur, sy kapok jk disuruh lg siksa ust Aman". Dmikan crta yg kami dptkan dr akhuna.

Nantikan brkutnya.

o – O – o

Habbat Karrih

Lanjut cerita. Ini info yg kami dptkan dr istri masjun.

Sebut sj masjun si fulan. Fulan saat ditangkap sdg mngendarai speda ontel tiba2 ditabrak sgrobolan org/densus, fulanpun trjatuh lalu ditodong dan dtendang dsb, fulan diborgol, qodarullah borgolnya trlepas. Tanpa pikir panjang langsung sj si fulan mnendang slah s'org algojo smp trjatuh dan ling lung trhenyak dan gemetaran. Tp hbs itu apa yg trjadi trhdp akhuna fulan...? Antm smua bs bayangkan sendiri...

Qt nantikan kisah brkutnya

o – O – o

Habbat Karrih

Lanjut msh spt yg dialami oleh akhuna fulan diatas.

Akhuna HSM, beliau ditangap dipangkalan ojek. Saat disergap beliau melakukan perlawanan krn beliau kira bukan polisi/densus tp hanya sgrombolan preman. Perlawanan cukup seru smp2 densus dibanting dan melesatkan bbrp kali pukulan. Hbs itu spt biasa lgsg dibon ke hotel. Silakan byangkan apa yg trjd di hotel...

Tggu cerita brkutnya

o – O – o

Habbat Karrih

Lanjut cerita.. Cerita brkut ini ssuai apa yg kami dptkan dr sumbernya.

Qt msh ingat dan insyaALLAH msh angat dibenak qt apa yg trjadi jalin jantho-aceh 2 thn lalu, yaitu skumpulan ikhwan jihadi yg i'dad. Puncaknya yaitu ketika ikhwan2 qt dsergap dan trjadi tembak menembak antara anshorut tauhid dan anshorut thagut, dipihak densus tewas bbrp org dan byk yg luka, subhanallah, stelah ada pihak mujahid yg ditangkap kemudian mrk di introgasi, densus blg "kalian apakan itu mayat2 tmn kami, kok smp rusak...?". Allahuakbaar... Tahukah kalian bhw dlm pertempuran itu ikhwan qt tdk pernah merusak/memutilasi mayat2 itu. Hanya sj hbs mnembak lalu mngambil snjatanya kemudian pergi, tdk lbh...

Subhanallah, dlm pertempuran itu ada salah s'org ikhwan/A.YSF, beliau tanganya terkena lesatan peluru musuh sehingga punggung tanganya hancur (skrg tanganya cacat), shbis kena peluru tdk brp lama tiba2 lebah yg byk mengerumuni tanganya tsb, subhanallah...scara akal tangan beliau harusnya busuk krn tdk ada obat tp Allah dgn maha kuasaNYA mngirim lebah tsb utk mngobati tanganya. Allahuakbaar...3x

Nantikan cerita orisinal brkutnya. Wallahu'alam

o – O – o

Habbat Karrih

Oya...lupa.

Ketika ada ikhwan qt yg syahid dan mngluarkan aroma wangi yg luar biasa, berita wangi ini smpt mnghiasi berita mediat saat itu, krn berita ini trus tsebar maka pihak kepolisian menepis dgn mngatakan "itu mayat kita siram dgn parfum mk wajar wangi spt itu ". Wallahu'alam

o – O – o




Ummu Wardah Dan Syahidah

Lanjut kisah sedikit ketika pelatihan i'dad di aceh ketika para mujahid di tengah hutan tanpa ada makanan..ktika itu menemukan pohon belimbing wuluh..qt smua taulah belimbing wuluh itu rasa'y sgt asam tdk ada yg manis..akan tetapi ktika para mujahid makan belimbing wuluh itu subhanalloh rasa'y begitu manis sperti makan buah lengkeng..kisah brikut'y ada slah s'org mujahid yg ktika itu brada sndiri di sijn tanpa di campur dg ikhwan lain..ktika itu brtepatan dg hari raya idul fitri dan yg piket pd hari itu polisi bragama nasrani..ktika polisi yg piket hendak berolah raga di luar lapangan..slah s'org polisi diantara mreka membawa anjing dg maksud untuk menjaga mujahid trsbt di dalam sel krn polisi yg pd saat piket hari itu smua hendak brolahraga..tp apa yg trjadi ktika anjing trsebut mau di masukan ke dalam sel mujahid trsbt.. Subhanalloh anjing trsbt tdk mau masuk sampai di dorong dan di seret olh polisi trsebut tp ttp saja anjing trsebut tdk mau masuk.. Ahir'y di bw kembali anjing trsebut oleh slh s'org polisi untuk di kembalikan ke kandang..dan tggalah 1 org polisi trsebut untuk menjaga mujahid trsebut..dan polisi yg menjaga'y brkata pd mujahid trsebut "binatang saja tau pak kalo anda orang baik"subhanalloh sunggu byk karomah2 ALLOH untuk para mujahid..

o – O – o

Anto Islamto Bela

Beliau adalah Pak B.

Beliau salah satu Ikhwan yang menguburkan jenazah Asy Syahid IA Imam Samudra. Beliau bercerita,'aneh sekali akhi, cuaca saat itu tiba2 sejuk, orang2 berdesak2an, tp ana malah mencium bau yg wangi sekali. Harusnya kan malah bau ketek kanan kiri'. Ucap beliau smbil berguyon.

'bukan hanya ana, tp semua orang yg hadir mencium bau yg wangi dr kuburan kang Imam. Dan anehnya lg, tiba2 ada lafadz Alloh dr gumpalan awan. SubhanAlloh. Kalau untuk burung yg besar, ana krang engeh. Tp saksi mengatakan ada 3 burung besar. Mereka berputar2 cukup lama.' lanjut beliau. Kami yg mendengarkan hnya trharu, iri dan perasaan lainnya.

Belum lagi cerita mengejutkan langsung dr mas AF dan SM.

NB: Saat ini Beliau, Pak B di tahan di hotel kelapa dua dg masa tahanan 6thn penjara. Dan sedihnya, Beliau harus bercerai dg Istrinya.

Semoga Alloh meLaknat Mereka dg Adzab yang pedih.

o – O – o

Habbat Karrih

Masih di aceh...

Saat itu ada bbrp ikhwan yg kesasar jauh, mrk tdk mmiliki makanan alias perbekalan hbs smp2 dlm bbrp hari mrk makan apa sj yg djumpai, dedaunan dll. Ketika tdk ada lg yg layak dmakan dan smuanya merasakan kelaparan yg sangat tiba2 muncul ddpn mrk bbrp ekor kerbau, tanpa mnunggu wkt lgsg saja kerbau tsb dieksekusi. Subhanallah... dtengah hutan belantara spt itu logika mana yg percaya ada hewan kerbau, bukankah hewan spt itu hanya ada dipadang rumput dan dipersawahan..?. Logika qt tdk bs mncerna apa yg sdh mnjd ketetapan Allah, bagi Allah sgla urusan mudah...Adapun bg qt sbgai hambanya hanya mngimaninya sj. Allahuakbaar..

o – O – o

Keterangan:
Nama yang diberi garis bawah adalah narasumber

o – O – o

Dihimpun Dari Group
GASHIBU (GerAkan SeHaRI SeriBU) Donasi utk Keluarga Syuhada' dan Mujahidin
oleh Saroya Media Istisyhadiyun

o – O – o

Semoga dapat menjadi kabar gembira serta mengistiqomahkan kita diatas Tauhid dan Jihad Fie Sabilillah...!!!!!

Alloohu akbaar....!!!!!

Kemuliaan hanya milih Alloh, Rosul-Nya dan orang-orang beriman, tetapi orang-orang kafir tidak mengetahuinya....!!!!!


Millah Ibrohim bag.5


”Jangan terburu-buru wahai penduduk Yatsrib! Sesungguhnya membawa keluar beliau pada hari ini artinya adalah memisahkan diri dari seluruh bangsa Arab, membunuh para pemuka kalian dan kalian akan diacungkan pedang dari berbagai penjuru. Jika kalian sabar untuk itu maka bawalah dia dan kalian akan mendapat pahala dari Alloh, namun jika kalian takut maka tinggalkanlah dia dan katakanlah kepadanya dengan terus terang karena hal itu lebih ringan bagi kalian di sisi Alloh”
(As’ad bin Zarooroh)

PEMBAHASAN KEDUA

            Dan ketahuilah --- semoga Alloh ta’aalaa mengokohkan kita di atas jalan yang lurus --- bahwasanya baroo-ah dan permusuhan yang harus ditampakkan dan ditunjukkan kepada orang-orang kafir dan sesembah-sesembah mereka sesuai dengan millah Ibrohim itu akan menuntut banyak pengorbanan…..
            Maka janganlah ada yang mengira bahwa jalan ini penuh dengan bunga-bunga dan wewangian, atau dengan santai dan kenikmatan. Namun, demi Alloh ta’aalaa jalan ini penuh dengan hal-hal yang tidak enak dan ujian….akan tetapi akan berakhir dengan wewangian, nikmat dan kesenangan, sedangkan Alloh ta’aalaa tidak murka….Kami tidak mengharapkan ujian menimpa diri kami atau menimpa kaum muslimin, akan tetapi ujian itu adalah sunnatulloh ‘Azza wa Jalla dalam menempuh jalan ini untuk memisahkan antara yang baik dan yang buruk. Ini adalah jalan yang tidak disukai hawa nafsu dan penguasa karena jalan ini jelas-jelas bertentangan dengan kondisi mereka, dan karena jalan ini adalah baroo-ah yang nyata terhadap sesembahan-sesembahan dan kesyirikan-kesyirikan mereka. Adapun selain jalan ini, sungguh engkau akan dapatkan rata-rata pelakunya adalah orang yang mewah dan cenderung kepada kehidupan dunia. Tidak terlihat adanya ujian padanya, karena sesungguhnya orang itu diuji sesuai dengan kadar keimanannya. Maka orang yang paling berat ujiannya adalah para Nabi, kemudian orang-orang yang di bawahnya dan begitu seterusnya…sedangkan para pengikut millah Ibrohim  adalah orang-orang yang paling berat ujiannya karena mereka mengikuti manhaj para Nabi dalam berdakwah….sebagaimana yang dikatakan Waroqoh bin Naufal kepada Nabi SAW: “Tidak ada seorangpun orang yang membawa seperti apa yang engkau bawa kecuali ia pasti dimusuhi….” Ini diriwayatkan oleh Al Bukhooriy. Maka jika engkau melihat orang yang mengaku mendakwahkan apa yang didakwahkan oleh Nabi SAW dan dengan menggunakan metode dakwah beliau serta sesuai dengan manhaj beliau, namun dia tidak memusuhi para pelaku kebatilan dan penguasa, bahkan dia tenang dan santai berada di tengah-tengah mereka…. maka lihatlah kondisinya…. pasti dia tersesat jalan….dan tidak membawa apa yang dibawa Nabi SAW, dan mengikuti jalan yang bengkok… atau pengakuannya dusta, dia mengenakan pakaian yang tidak layak dia kenakan, baik karena menuruti hawa nafsu atau karena setiap orang berbangga dengan pemikirannya sendiri, karena ingin meraih materi duniawi, seperti menjadi intel dan mata-mata untuk para penguasa terhadap orang-orang yang menjalankan diin… dan apa yang dikatakan oleh Waroqoh kepada Nabi SAW tersebut telah menancap pada jiwa para sahabat ketika mereka berbai’at kepada Nabi SAW, yaitu dengan berdirinya As’ad bin Zarooroh untuk mengingatkan mereka: ”Jangan terburu-buru wahai penduduk Yatsrib! Sesungguhnya membawa keluar beliau pada hari ini artinya adalah memisahkan diri dari seluruh bangsa Arab, membunuh para pemuka kalian dan kalian akan diacungkan pedang dari berbagai penjuru. Jika kalian sabar untuk itu maka bawalah dia dan kalian akan mendapat pahala dari Alloh, namun jika kalian takut maka tinggalkanlah dia dan katakanlah kepadanya dengan terus terang karena hal itu lebih ringan bagi kalian di sisi Alloh”. Ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Al Baihaqiy.
            Perhatikanlah ini baik-baik, karena sesungguhnya kita sangat membutuhkannya pada saat sekarang, dimana masalah ini telah dikubur oleh para da’i dan aktivitas dakwah…. Maka perhatikanlah dirimu sendiri, lalu adakanlah evaluasi … bandingkanlah dakwah tersebut dengan jalan ini, lalu buatlah perhitungan atas kelalaian yang terjadi. Jika kamu termasuk orang yang sabar untuk menjalankannya maka tempuhlah jalan itu dengan benar dan mohonkanlah kepada Alloh ‘Azza wa Jalla agar meneguhkanmu dalam menghadapi ujian yang akan menimpamu… Atau jika kamu termasuk orang-orang yang takut dan kamu melihat dirimu tidak mampu untuk melaksakannya dan untuk menyatakan millah ini secara teran-terangan maka janganlah engkau mengenakan baju da’i, tutuplah pintu rumahmu, uruslah urusan-urusan pribadimu dan tinggalkanlah urusan orang-orang banyak … Atau lakukanlah ‘uzlah (mengasingkan diri) disebuah lembah dengan domba-domba yang kamu miliki…. Karena demi Alloh seseungguhnya hal itu sebagaimana yang dikatakan oleh As’ad bin  Zarooroh, lebih ringan disisi Alloh dari pada kamu mentertawakan dirimu dan mentertawakan manusia, karena kamu tidak kuat melaksanakan millah  Ibrohim  lalu kamu berdakwah dengan cara yang bengkok, dan kamu mengikuti selain petunjuk Nabi SAW, dengan berbasa-basi dan mudaahanah (kompromi) dengan thoghut, serta menutupi dan tidak menunjukkan permusuhan kepada mereka atau kepada kebatilan mereka… maka demi Alloh ta’aalaa, sesungguhnya ketika itu orang yang menyendiri disebuah lembah dengan membawa domba-dombanya itu lebih baik dan lebih lurus jalannya dari pada dirimu, dan sungguh benar orang yang mengatakan :
         نجس السريرة  طيب الكلمات
يرضى ويعجب كل طاغ وعات
في هذه الأيام بالكلمات
وتقدموا في سائر الحفـلات
كلا ولا كشفوا عن الهلكات
في وصل أهل الظلم و الشهوات
التقدير للمشهور بالنـزوات
في عصرنا بتوفر الرغبات
مخفوفة بالريب والشبهـات
الصمت أفضل من كلام مداهن   
عرف الحقيقة ثم حاد إلى الذي
لا تعجبوا يا قوم  ممن أخضبوا
وعلوا المنابر و الصحائف سودوا
والله ما قالوا الحقيقة و الـهدى
أنى يشير إلى الحقيقة راغــب
أو طالبا للجاه في عصــر به
فنصيحتي يا قوم ألا تطمــعوا
عيشوا لدين الله لا لحضــارة
diam itu lebih utama dari pada ucapan orang yang bermudaahanah (kompromi)…
hatinya najis namun kata-katanya indah…
dia memahami kebenaran kemudia berpaling kepada sesuatu yang …
menyenagkan semua thoghut yang melampaui batas…
wahai kaumku, janganlah kalian heran dengan orang-orang yang meramaikan …
pada hari ini dengan kata-kata ….
mereka naik ke mimbar-mimbar dan memenuhi lembaran-lembaran dengan tulisan …
mereka maju dalam setiap pertemuan …
demi Alloh ta’aalaa, mereka itu tidak mengucapkan kebenaran…
sekali-kali tidak, mereka tidak menyingkap hal-hal yang merusak…
bagaimana ia bisa menunjukkan kebenaran sedangkan dia  senang…
berhubungan dengan orang dholim dengan mengumbar hawa nafsu …
atau mencari kedudukan di zaman yang …
kehormatan orang-orang ternama hanya didapatkan dengan kejahatan dan kejelekan…
maka nasehatku wahai kaumku, janganlah kalian tamak …
dengan banyaknya kesenangan pada zaman kita …
hiduplah untuk diin Alloh ta’aalaa, bukan untuk kebudayaan …
yang dipenuhi dengan keraguan dan hal-hal yang samar…
Dan sungguh kami melihat mereka sering menjelek-jelekan orang-orang yang telah melihat penyelewengan mereka dan penyimpangan jalan mereka, lalu berpaling dari mereka dan dari dakwah mereka yang tidak sesuai dengan manhaj nubuwah (metode Nabi) … kami melihat mereka mengejek orang-orang tersebut lantaran mereka ‘uzlah (mengasingkan diri) … mereka mencibir orang-orang tersebut dengan mengatakan bahwa mereka berpangku tangan, cenderung kepada dunia dan melalaikan dakwah… lalu dakwah yang bagaimanakah yang kalian gunakan sebagai sarana untuk menjadi tentara dan polisi, anggota MPR, Parlemen yang syirik dan jabatan-jabatan lain yang turut memperbanyak barisan orang-orang dholim, atau yang kalian gunakan untuk masuk ke lembaga-lembaga kekejian seperti Universitas-universitas yang di dalamnya bercampur aduk antara laki-laki dan perempuan, perguruan-perguruan, sekolahan-sekolahan yang rusak dan lain-lain, dengan alasan untuk kemaslahatn dakwah sehingga kalian tidak menyatakan diin kalian yang benar dan tidak mendakwahkannya sesuai denagn petunjuk Nabi SAW… bagaimana bisa orang-orang tersebut melalaikan dakwah yang benar, yang berarti melalaikan furqoon (pemisah secara tegas) dalam berdakwah yaitu “Millah Ibrohim” lalu mereka berhujjah dengan sabda Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, At Tirmiidziy, dan lain-lain:
المؤمن الذي يخالط الناس ويصبر على أذاهم أفضل من المؤمن الذي لايخالط الناس ولا يصبر على أذاهم
Orang beriman yang bercampur dengan manusia dan dia bersabar terhadap gangguan mereka, itu lebih baik daripada orang beriman yang tidak bercampur dengan manusia dan tidak bersabar dangan gangguan mereka.
Kami katakan, sesungguhnya hadits ini di timur dan kalian di barat, karena bercampur dengan manusia itu harus sesuai dengan petunjuk Nabi SAW bukan dengan mengikuti hawa nafsu dan pikiran kalian serta metode-metode dakwah kalian yang bid’ah…Jika hal ini dilakukan, maksudnya sesuai dengan petunjuk Nabi SAW maka gangguan dan pahala itu akan sama-sama didapatkan...kalau tidak begitu, lalu pahala apakah yang ditunggu-tunggu orang yang tidak berdakwah sesuai dengan petunjuk Nabi SAW sedangkan dia telah melalaikan salah satu syarat yang besar dari syarat-syarat diterimanya amal yaitu ittibaa’ (mengikuti petunjuk Nabi SAW). Dan gangguan apa yang akan ditemui orang yang tidak menunjukkan permusuhan kepada orang-orang fasiq, fajir dan orang-orang yang bermaksiat, serta tidak menyatakan baroo’ kepada kesyirikan-kesyirikan mereka dan jalan-jalan mereka yang bengkok…..justru malah bergaul dengan mereka, membiarkan kebatilan mereka, bermuka senang di hadapan mereka dan tidak bermuka masam (marah) karena Alloh ta’aalaa sedikitpun ketika mereka melanggar hukum-hukum Alloh ta’aalaa dengan menggunakan dalih bersikap lembut dan hikmah, dan mau’idhoh hasanah (memberi nasehat dengan cara yang baik), tidak membikin manusia lari dari diin, kemaslahatan dakwah dan lain-lain. Ia merobohkan diin satu ikatan demi satu ikatan lantaran sikap lembut mereka yang menyimpang dan hikmah mereka yang bid’ah.
            Syaikh ‘Abdul Lathiif bin ‘Abdur Rohmaan dalam sebuah risalahnya yang terdapat dalam Ad Duror As Sunniyah, ketika menjelaskan masalah terang-terangan dalam menyampaikan diin Islam dan amar ma’ruuf nahi munkar, ia mengatakan: “Dan meninggalkan itu semua sebagai bentuk mudaahanah (kompromi), bergaul dan lain-lain sebagaimana yang dilakukan orang-orang bodoh itu lebih besar bahaya dan dosanya daripada orang yang meninggalkannya hanya karena kebodohan, karena golongan ini berpendapat bahwa ma’iisyah (sumber penghidupan) itu tidak diperoleh kecuali dengan begitu, sehingga mereka menyelisihi para Rosul dan para pengikutnya, dan mereka keluar dari jalan dan manhaj mereka. Karena mereka berpendapat berdasarkan akal mereka, untuk menyenangkan manusia dalam berbagai lapisannya, hidup damai dengan mereka dan berusaha mendapatkan cinta dan kasih sayang mereka. Namun demikian tidak ada peluang untuk itu maka dia lebih mengutamakan kesenangan hawa nafsu, kenikmatan, berdamai dengan manusia dan tidak bermusuhan karena Alloh ta’aalaa serta menghadapi gangguan karenanya. Ini semua sebenarnya hanya akan mengakibatkan kebinasaan di masa yang akan datang. Karena orang yang tidak berwalaa’ dan bermusuhan karena Alloh ta’aalaa tidak akan merasakan nikmatnya iman. Sedangkan ridlo Alloh dan RosulNya tidak akan dapat diraih dengan akal-akalan, karena ia hanya dapat diperoleh dengan cara membikin marah musuh-musuh Alloh ta’aalaa dan lebih mengutamakan ridlo Alloh ta’aalaa, serta marah apabila hukum-hukum Alloh ta’aalaa dilecehkan. Sedangkan marah itu tumbuh dari hati yang hidup, kecemburuan serta pengagungannya. Dan apabila hati tidak ada kehidupan, kecemburuan dan pengagungan, serta tidak ada kemarahan dan perasaaan muak, dan menganggap sama antara yang buruk dan yang baik dalam pergaulan, muwaalah (loyalitas) dan permusuhannya, maka kebaikan apakah yang masih tersisa dalam hati orang ini….” (juz Jihad hal. 35)
            Dan engkau akan mendapatkan sebagian mereka mentertawakan para pengikutnya dari kalangan pemuda dan mereka memerangi ‘uzlah (mengasingkan diri) secara mutlak, dan mereka menolak nash-nash yang kuat tentang masalah ini…dan mereka melantunkan syair Ibnul Mubaarok rh yang dikirim kepada Al Fudhoil:
لعلمت أنك بالعبادة تلعب
فنحورنا بدمائنا تتخضب
يا عابد الحرمين لو أبصرتنــا
من كان يخضب جيده بدموعه
wahai orang yang beribadah di dua tempat suci, seandainya engkau melihat kami…
tentu engkau mengerti bahwa engkau bermain-main dalam beribadah…
barang siapa yang membasahi lehernya dengan air matanya….
maka leher-leher kami basah dengan darah-darah kami…
……..dan seterusnya….
Padahal seandainya orang yang beribadah di dua tempat suci itu melihat aktifitas dakwah mereka yang bengkok, mungkin dia akan mengatakan: “Segala puji bagi Alloh yang telah menyelematkan aku dari apa yang menimpa kalian dan memberi banyak keutamaan kepadaku di atas makhluqNya ….”
Dan saya katakan: Jauh berbeda antara dakwah-dakwah dan jalan-jalan yang kalian tempuh dan antara jihadnya Ibnul Mubaarok dan orang-orang sholih tersebut, sehingga kalian tidak mungkin menandingi ibadah orang-orang sholih tersebut dengan dakwah kalian…bahkan mungkin seandainya Ibnul Mubaarok melihat dakwah mereka tentu ia akan menulis bait-bait syair berikut kepada Fudhoil:
لحمدت أنك بالعبادة غائب
فهو الجهول بدينه يتلاعب
يا عابد الحرمين لو أبصرتنا
من كان لا يدعو بهدي نبيه
wahai orang yang beribadah di dua tempat suci, seandainya engkau melihat mereka…
tentu engkau bersyukur karena engkau beribadah dan tidak ikut bersama mereka…
barang siapa yang tidak berdakwah sesuai dengan petunjuk nabinya…
maka dia adalah orang yang amat bodoh yang bermain-main dengan diinnya…


Kisah Syuhada (InsyaAlloh) bag.1


I. ABU ABDULLAH AS SYARQY
( MUSY’IL AL QOHTHONY )

Beliau seorang yang hafal Al Qur’an Al Karim, dan beliau adalah salah satu mahasiswa di Kuliyah Sar’iyyah di Ahsa’ dan termasuk orang yang mempunyai ilmu syar’ie.
Akhlaqnya yang mulia sungguh menakjubkan, sifatnya mulia, ketenangan jiwanya yang mengherankan, dan kewibawaan yang Allah berikan kepadanya. Jikalau engkau melihatnya maka engkau akan melihat pancaran cahaya ketaatan keluar dari wajahnya. Beliau termasuk orang yang ikut serta teman-temannya berjihad di Afgahanistan memerangi Rusia dan Komunis. Beliau berjihad bersama kakaknya, dan kakaknya telah terbunuh disana sebagai syuhada’.
Setelah terbunuhnya sang kakak, beliau pulang kembali ke orang tuanya di kota Al Jabil di daerah timur dan beliau melanjutkan kuliah di Universitasnya sampai ibunya wafat – semoga Allah merahmatinya -.
Dahulu beliau sering merayu ibunya untuk diijinkan berangkat ke Bosnia, akan tetapi ibunya tidak mengijinkannya. Kemudian beliau meminang seorang perempuan dari keluarga baik-baik, beliau memberikan tenggang waktu untuk melaksanakan akan nikah, akan tetapi Allah menolak rencana itu dan menikahkan beliau dengan Hurun ‘Iin.
Ketika beliau berada pada semester akhir di Universitasnya, beliau sudah tidak sabar lagi ketinggalan jihad dan beliau mengikuti berita-berita para mujahidin disana. Lalu beliau mengemasi kopernya bertepatan masuknya bulan Romadhon yang mubarok pada tahun 1415 H. dan beliau ingin menghabiskan bulan yang mulia ini di sana – Bosnia -. Kemudian beliau bertemu dengan salah seorang teman yang menemani beliau ke Ibu Kota Kroasia yaitu Kota Zaghrob. Ketika beliau menginap di sebuah Hotel selama tiga hari, selama menginap disana ada kejadian yang luar biasa yang beliau alami, yaitu bertemu perempuan yang cantik.
Akhirnya beliau memutuskan tinggal di Hotel selama tiga hari bersama temannya. Ternyata disana ada seorang perempuan yang bekerja di Hotel itu. Perempuan tersebut mengagumi kepribadiannya, yaitu ketika ia melihat jenggot beliau yang lebat dan parasnya yang tampan, maka perempuan itu mulai merayu dan menggodanya. Akan tetapi Allah menjaganya dari perbuatan keji perempuan tersebut hingga berlalu selama tiga hari. Kemudian perempuan tersebut datang untuk memamerkan dirinya di ruang tunggu. Perempuan itu berkata kepada lelaki – saudara - tersebut : “ Jikalau aku menginginkanmu sungguh aku akan menggodamu seperti aku telah menggoda sepuluh lelaki lain sepertimu “. Akan tetapi lelaki tersebut pergi dan berlalu begitu saja meninggalkan perempuan itu. Dan melajulah ia dengan mengendarai pesawat terbang menuju Bandara  Seblit. Sesampainya di Bandara beliau menyewa Bus untuk masuk ke Bosnia, maka Allah pun memudahkan jalan masuk baginya sampai bumi yang diidam-idamkannya selama ini untuk dimasuki, dan itu bertepatan dengan ketentuan yang Allah tetapkan pada ajalnya pula ( “ Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati  “. QS. Luqman : 34). Merupakan kebahagiaan tersendiri bagi beliau ketika masuk ke Bosnia, hampir-hampir beliau tidak dapat menceritakannya – karena sangat gembira –, apakah benar beliau telah masuk bumi jihad ? apakah benar bahwa beliau akan memerangi musuh-musuh Allah Serbia ? apakah benar beliau akan dapat ribath ? dan …. Dan ….., ya ! semua itu benar.
Beliau pergi ke daerah Turofnik dan bergabung dengan para mujahidin di sana. Tempat mujahidin berada di dalam sebuah rumah yang sederhana yang terletak di sebuah desa kecil, di desa itu terdapat beberapa Masjid dan desa tersebut berdekatan dengan Serbia.
Beliau memulai kegiatannya seperti halnya hujan, yaitu beliau mengajar anak-anak surat Al Fatihah dan sholat. Beliau juga mengajar yang dewasa. Demikianlah kegiatan beliau jika sedang berada di desa, hingga penduduk desa mencintai beliau. Bahasa tidak menghalangi beliau – untuk berdakwah – cukup dengan niat yang jujur mengajar mereka dengan bahasa isyarat. Dan jika beliau berada di Front maka beliau banyak bergaul dengan orang-orang Bosnia untuk berdakwah kepada Allah dan menyampaikan risalah-Nya kepada mereka sesuai kemampuan yang beliau miliki.
Beliau melakukan  kegiatan seperti itu terus-menerus sampai akhir bulan Romadhon yang mubarok, hingga datanglah orang yang memanggil “ Wahai pasukan Allah majulah “. Hingga datang amaliah di Gunung Falasyij As Syahiroh, yaitu di puncak Gunung yang amat tinggi dan strategis yang dikuasai oleh Serbia. Dan berkali-kali mereka menyerang kaum muslimin dengan menggunakan Mortar dari atas puncak Gunung. Maka para mujahidin pun mengadakan persiapan untuk menghadapi peperangan yang sangat menentukan itu.
Para mujahidin menggunakan strategi memasuki daerah Serbia dengan mengambil jarak tiga kilo meter sebagaimana yang diceritakan oleh orang yang mengikuti peperangan pada saat itu. Dari sana mujahidin dapat memutuskan bantuan untuk tentara Serbia dan mujahidin dapat menyerbu pasukan gunung dengan keseluruhan..
Dua hari sebelum amaliah, Abu Abdullah bercerita pada salah seorang teman. Beliau berkata kepada temannya : “ Aku bermimpi bahwa aku dapat membunuh dua orang Serbia lalu meluncurlah dua peluru kepadaku di sini hingga aku terbunuh “. Maka temanya tersebut memberi kabar gembira kepadanya bahwa dia akan mendapatkan syahadah secara nyata. Dia mengucapkan Allahul Musta’an kami bukan orang yang layak mendapatkan syahadah. Dan dia menyuruhnya untuk merahasiakan mimpinya itu.
Singa-singa Allah bergerak menuju medan tempur dan merayap hingga tiba waktu fajar. Mereka mendaki Gunung hingga mendekati terbitnya fajar. Dan para mujahidin sama merasakan keletihan berjalan dan tidak dapat memulai perang. Maka komandan memerintahkan kepada semua mujahidin berbuka puasa, maka berbukalah para mujahidin karena takut atas musuh mereka jika mereka tidak berbuka.
Mulailah peperangan yang dahsyat dan hebat itu bersamaan terbitnya fajar, dan saudara kita ini pun bertekad bertempur untuk membunuh musuh di medan perang. Majulah ia bersama dua mujahidin, lalu keluarlah sekelompok tentara Serbia yang ketakutan dan mereka saling berhadap-hadapan. Maka Abu Abdullah menghadapkan senapan mesinnya – LMG – kepada mereka hingga beliau dapat membunuh dua orang dari mereka, dan meluncurlah dua serangan tepat di leher beliau dan terbuktilah mimpi beliau. Dan berjatuhanlah dua temannya yang terluka oleh serangan Serbia, dan para mujahidin lainnya berada di belakang mereka pada jarak beberapa meter saja, akan tetapi mereka tidak dapat menyelamatkan orang-orang yang terluka karena tempat mereka dekat dengan Serbia, maka Serbia pun hendak mengambil mereka untuk dijadikan tawanan, lalu salah seorang teman yang terluka berdo’a kepada Allah “ Ya Allah ….. Ya Allah ….. Ya Allah ….. beberapa detik kemudian turunlah kabut yang sangat tebal hingga para mujahidin bisa mendekat kepada teman-teman tersebut dan menyelamatkan mereka. Dan Serbia pun kabur lari terbirit-birit ketakutan.
Para mujahidin mendapatkan saudara kita Abu Abdullah As Syarqi telah meninggal dalam keadaan shoum tidak berbuka, dan tampaklah di wajahnya senyumnya yang menakjubkan, sungguh ini adalah tanda-tanda – kesyahidannya -. Kemudian ketika teman-temannya membawa turun jasad beliau ke Desa dan mereka menggalikan lubang kuburnya, maka keluarlah dari tubuhnya aroma wangi Misk yang disaksikan semua orang yang menghadiri pemakamannya.
Sungguh ! Allah telah mengsihi Abu Abdullah As Syarqi, seorang hafidz (hafal) Al Qur’an, orang yang bertaqwa, waro’ dan tawadhu’. Semoga Allah memperbanyak jumlah contoh dari  para mujahidin yang sholih pada ummat Islam.


Millah Ibrohim bag.4


Peringatan: Setelah ini semua, maka ketahuilah bahwasanya pelaksanaan millah Ibrohim ini tidaklah bertentangan dengan pelaksanaan sirriyyah (bergerak secara sembunyi-sembunyi) dan kitmaan (menjaga rahasia) dalam berjuang untuk memenangkan diin..dan semua penjelasan ini juga tidaklah bertentangan dengan usaha besar yang ditempuh oleh Nabi SAW, dan dalil-dalilnya dari siiroh (sejarah) sangat banyak kalau mau dihitung… namun yang benar adalah sirriyyah ini harus diletakkan pada tempatnya yang sesuai… yaitu sirriyyah dalam membuat perencanaan dan dalam melakukan i'daad (persiapan). Adapun millah Ibrohim dan kufur terhadap thoghut serta terhadap manhaj-manhaj dan ilaah-ilaah (sesembahan-sesembahan) mereka yang batil, semua ini tidak mengandung unsur sirriyyah, akan tetapi ini adalah dakwah yang terang-terangan sehingga harus dijelaskan secara terang-terangan sejak pertama kali melangkah sebagaimana yang telah kami jelaskan di muka. Dan beginilah cara memahami sabda Nabi SAW yang berbunyi:
لاتزال طائفة من أمتي ظاهرين على الحق
Akan senatiasa ada sekelompok orang dari umatku yang yang dhoohir di atas kebenaran. (Hadits ini diriwayatkan oleh Muslim dan lain-lain)
Adapun menyembunyikan dan menutup-nutupinya sebagai bentuk mudaahanah (toleransi, kompromi) dengan thoghut, ini berarti masuk ke dalam barisan mereka..dan ingin mendapatkan jabatan dari mereka… maka ini bukanlah yang dicontohkan Nabi SAW .. akan tetapi ini adalah ajaran dan sirriyyah orang yang menggunakan sistem organisasi buatan manusia, yang mana kepada mereka ini seharusnya dikatakan:
لكم دينكم ولي دين
Bagi kalian adalah diin kalian dan bagiku adalah diinku.
Ringkas kata dari permasalahan ini adalah bahwasanya sirriyyah itu dilakukan dalam i'daad dan perencanaan, sedangkan terang-terangan itu dilakukan dalam menyampaikan dakwah.
Kami menjelaskan masalah ini karena banyak orang, baik dari kalangan murjifiin (orang-orang yang suka melemahkan semangat) maupun orang-orang yang tidak memahami dakwah para Nabi secara benar, yang mengatakan karena kebodohan mereka; Metode yang anda serukan itu akan membongkar rahasia kami, mengungkap program-program kami dan akan menghancurkan dakwah dan buah-buah yang dihasilkannya dengan cepat…
Kepada orang-orang semacam mereka ini kami katakan: Pertama; Sesungguhnya buah-buah yang semu tersebut tidak akan matang dan tidak akan menunjukkan kebaikannya kecuali jika ditanam di atas manhaj nubuwwah (metode Nabi), dan kenyataan yang dialami oleh gerakan-gerakan dakwah hari ini menjadi bukti yang paling nyata, setelah dalil-dalil syar’iy di depan mengenai millah Ibrohim dan dakwah para Nabi dan Rosul SAW… karena sesungguhnya apa yang menimpa kita hari ini berupa bodohnya umat Islam dan bercampur-aduknya antara yang haq dan yang batil serta tidak jelasnya sikap al walaa’ wal baroo’, sebenarnya hanyalah diakibatkan oleh diamnya dan kitmaannya para ulama’ dan da’i terhadap kebenaran ini. Seandainya mereka menunjukkan dan menyetakan kebenaran tersebut secara terang-terangan, sebagaimana yang dilakukan oleh para Nabi tentu kebenaran itu akan nampak jelas bagi seluruh manusia. Dan dengan begitu tentu akan tersaring dan terpisah antara ahlul haqq dengan ahlul baathil, dan tentu ajaran Alloh ta’aalaa akan tersampaikan, serta pasti akan hilang kekaburan yang terjadi pada manusia, terutama mengenai masalah-masalah penting dan fital pada zaman ini. Sebagaimana yang dikatakan oleh orang:
إذا تكلم العالم تقية والجاهل بجهله فمتى يظهر الحق
Apabila ulama’ berbicara secara taqiyah (memelintir perkataan supaya tidak difahami hakekatnya karena takut / khawatir), sedangkan orang yang bodoh tetap dengan kebodohannya, maka kapan kebenaran akan nampak.
Dan apabila diin Alloh ta’aalaa dan tauhid, baik secara ‘amaliy maupun i'tiqoodiy tidak jelas bagi manusia…maka buah apakah yang ditunggu-tunggu dan diharapkan oleh para da’i itu?
Apakah berupa Daulah Islaamiyah? Sesungguhnya menampakkan tauhid yang benar kepada manusia, mengentaskan mereka dari kegelapan syirik menuju cahaya tauhid adalah tujuan terbesar dan target terpenting, meskipun dalam rangka mewujudkan itu gerakan-gerakan dakwah harus mendapatkan bencana dan para da’i harus mendapatkan ujian…
Dan bukankah diin itu tidak akan nampak kecuali dengan pertarungan dan ujian:
ولو لا دفع الله الناس بعضهم ببعض  لفسدت الأرض
Seandainya Alloh tidak menolak sebagian manusia dengan sebagian yang lain pasti bumi akan rusak. (Al Baqoroh: 251)
Maka beginilah cara meninggikan diin Alloh ta’aalaa, menyelamatkan manusia dan mengentaskan mereka dari berbagai kesyirikan. Dan inilah tujuan yang dalam rangka mewujudkannya terjadi cobaan dan menghadapi sengsaranya pengorbanan…sedangkan daulah Islamiyah itu tidak lain hanyalah salah satu sarana untuk mencapai tujuan yang paling besar ini.. dan dalam peristiwa ash-haabul ukh-duud terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal. Karena pemuda yang sebagai seorang da’i yang tulus itu, ia tidak menegakkan daulah dan tidak pula meraih kekuasaan, akan tetapi dia telah menunjukkan tauhid dengan sejelas-jelasnya, dan dia telah membela diin yang haq dengan pembelaan yang kuat dan dia telah meraih syahaadah (mati syahid). Lalu kalau sudah begitu apalagi nilainya hidup ini, dan apa beratnya dibunuh, dibakar dan disiksa jika seorang da’i telah meraih kesuksesan yang paling besar… baik tegak daulah maupun tidak.. meskipun orang-orang beriman dibakar dan digalikan parit-parit, sesungguhnya mereka telah meraih kemenangan karena kalimatulloh telah nampak jelas dan tinggi… selain itu mereka telah meraih syahaadah (mati syahid) dan mendapatkan jannah .. maka alangkah berbahagianya dia dengan apa yang telah ia raih dan alangkah bahagianya dia..
Dengan demikian engkau dapat memahami bahwa orang-orang bodoh yang mengatakan: “Sesungguhnya metode dakwah seperti ini akan menghancurkan dakwah dan akan mempercepat rusaknya buah-buah yang telah diraih dalam dakwah.” adalah merupakan irjaaf (usaha untuk melemahkan semangat) dan kebodohan. Karena metode dakwah seperti ini merupakan ajaran dalam diin Alloh ta’aalaa yang Alloh ta’aalaa janjikan akan dimenangkan atas seluruh diin meskipun orang-orang musyrik tidak menyukainya. Dan hal itu tidak diragukan lagi pasti terrealisasi. Sedangkan menang dan tingginya diin Alloh ta’aalaa itu tidaklah tergantung dengan para murjifiin (orang-orang yang berusaha melemahkan semangat) tersebut sehingga akan gagal dengan kegagalan mereka atau akan hancur dengan hancurnya mereka atau dengan berpalingnya mereka… Alloh ta’aalaa berfirman:
وإن تتولوا يستبدل قوما غيركم ثم لا يكونوا أمثالكم
Dan jika kalian berpaling, Alloh akan mengganti kalian dengan kaum yang lain kemudian mereka tidak berlaku seperti kalian. (Muhammad: 38)
Dan Alloh ta’aalaa berfirman:
يا أيها الذين آمنوا من يرتد منكم عن دينه فسوف يأتي الله بقوم يحبهم ويحبونه أذلة على المؤمنين أعزة على الكافرين يجاهدون في سبيل الله ولا يخافون لومة لائم ذلك فضل الله يؤتيه من يشاء والله واسع عليم
Wahai orang-orang yang beriman, barangsiapa diantara kalian murtad dari diinnya niscara Alloh akan mendatangkan sebuah kaum yang Alloh cintai dan mereka mencintai Alloh, yang lemah-lembut terhadap orang-orang beriman dan bersikap keras terhadap orang-orang kafir, berjihad di jalan Alloh, dan mereka tidak takut dengan celaan orang-orang yang mencela. Itu adalah karunia Alloh yang diberikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki, dan Alloh Maha Luas lagi Maha Mengetahui. (Al Maa idah: 54)
Dan Alloh ta’aalaa berfirman:
ومن يتول فإن الله هو الغني الحميد
Dan barang siapa berpaling maka sesungguhnya Alloh adalah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (Al Hadiid: 24)
Dan inilah dakwah para Nabi dan Rosul serta para pengikut mereka, yang merupakan bukti yang paling nyata dalam sejarah. Dan sungguh mereka adalah orang-orang yang paling berat ujiannya namun hal itu tidak berpengaruh terhadap cahaya mereka, bahkan hanya semakin menambah jelas dan terkenal serta merasuk ke dalam hati manusia dan dikalangan mereka. Dan lihatlah sampai hari ini dakwah tersebut terus menjadi cahaya yang menerangi jalan orang-orang beriman dalam berdakwah. Dan inilah kebenaran yang tidak diragukan lagi.
Kemudian selain itu semua, di sini ada satu permasalahan terakhir yang harus dipahami… yaitu bahwasanya menyatakan permusuhan dan baroo’ secara terang-terangan kepada orang-orang kafir yang membangkang, dan menunjukkan kekufuran terhadap sesembahan mereka yang batil dan berbeda-beda pada setiap zaman… meskipun hal ini merupakan sikap dasar setiap da’i muslim… dan inilah ciri khas para Nabi serta metode dakwah mereka yang lurus dan jelas.. yang mana jika tidak melaksanakan dan mengikutinya, gerakan-gerakan dakwah tersebut tidak akan sukses, tidak akan benar tujuan dan sikapnya, tidak akan nampak jelas diin Alloh ta’aalaa, dan manusia tidak akan memahami kebenaran. Namun demikian jika telah ada sekelompok ahlul haqq yang menyampaikannya dengan terang-terangan, maka gugurlah kewajiban tersebut --- yaitu kewajiban untuk menyampaikannya secara terang-terangan --- dari yang lain, terutama bagi orang-orang yang lemah dan tertindas. Adapun kebencian dan permusuhan itu sendiri merupakan kewajiban setiap muslim disetiap waktu dan tempat. Karena sebagaimana yang telah saya sampaikan bahwsanya hal ini adalah kandungan laa ilaaha illallooh yang mana Islam seseorang tidak akan syah kecuali dengannya. Namun jika hal ini ditinggalkan secara keseluruhan dalam dakwah, padahal ini adalah prinsip yang paling pokok dalam dakwah para Nabi, maka ini adalah aneh dan mengada-ada, dan bukan termasuk ajaran Islam sama sekali, bahkan para da’i yang berdakwah dengan tidak mengikuti petunjuk Nabi SAW itu taqlid dan mengekor kepada partai-partai buatan manusia dan gerakan-gerakannya, yang menggunakan prinsip taqiyah (memelintir perkataan supaya tidak difahami hakekatnya karena takut / khwatir) dalam berbagai keadaan dan tidak menghiraukan larangan mudaahanah (kompromi, toleransi) dan tidak merasa keberatan dengan kemunafikan …
Dan pengecualian yang kami tetapkan ini tidaklah muncul dari hawa nafsu atau akal-akalan belaka akan tetapi bersumber dari nash-nash syar’iy yang banyak … dan bagi orang yang memberhatikan siiroh Nabi SAW ia akan memahami masalah ini dengan jelas… sebagai contoh lihatlah kisah Islamnya ‘Amr bin ‘Abasah As Sulamiy yang terdapat dalam Shohiih Muslim, dan yang dijadikan landasan adalah perkataan ‘Amr bin ‘Abasah As Sulamiy yang berbunyi: “Sungguh aku ingin mengikutimu.” Maka Rosululloh bersabda:
إنك لا تستطيع ذلك يومك هذا ألا ترى حالي وحال الناس ولكن ارجع إلى أهلك فإذا سمعت بي قد ظهرت  فأتني...
Pada hari ini kamu tidak akan mampu melakukaannya. Tidakkah kamu melihat apa yang terjadi antara aku dan orang-orang. Maka kamu pulang saja ke keluargamu, apabila kamu mendengar aku telah menang maka datanglah kepadaku….(Hadits)
An Nawawiy mengatakan: “Maksudnya adalah ia mengatakan kepada Rosul; Sesungguhnya aku ingin mengikutimu dalam menunjukkan Islam di sini dan aku akan tinggal bersamamu. Maka beliau menjawab; Kamu tidak akan mampu karena kekuatan kaum muslimin lemah dan kami khawatir kamu akan mendapatkan gangguan dari orang-orang kafir Quroisy. Namun kamu telah memperoleh pahala, maka tetaplah kamu Islam dan kembalilah kepada kaummu. Dan tetaplah kamu Islam sampai kamu mengetahui bahwa aku telah menang, maka datanglah kepadaku…” Ini adalah salah seorang yang diijinkan Nabi SAW untuk tidak menunjukkan dan menampakkan diinnya… karena ketika itu diin Alloh ta’aalaa dan dakwah Nabi SAW telah terkenal dan telah nampak. Yang menunjukkan hal ini adalah sabda beliau dalam hadits yang sama yang berbunyi:
ألا ترى حالي وحال الناس
Apakah kamu tidak melihat apa yang terjadi antara aku dan orang-orang.
Dan juga kisah Islamnya Abu Dzar yang terdapat dalam Shohiih Al Bukhooriy, dan yang dijadikan landasan adalah sabda Rosul kepadanya yang berbunyi:
يا أبا ذر اكتم هذا الأمر وارجع إلى بلدك فإذا بلغك ظهورنا فاقبل ...
Wahai Abu Dzar, sembunyikanlah masalah ini, dan pulanglah ke negerimu. Lalu apabila kamu telah mendengar kami menang maka datanglah… (Hadits)
Namun demikian Abu Dzar malah menyatakannya dengan terang-terangan di hadapan orang-orang kafir karena ingin mengikuti cara dan metode Nabi SAW. Meskipun mereka memukulinya sampai hampir mati, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits, dan meskipun ia malahan mengulangi perbuatannya, meskipun demikian Nabi SAW tidak mengingkari perbuatannya dan tidak pula melemahkan semangatnya. Atau mengatakan kepadanya sebagaimana yang dikatakan oleh para da’i zaman sekarang, yang mengatakan: Dengan perbuatanmu ini kamu telah mengacaukan dakwah dan menimbulkan fitnah (bencana), membahayakan dakwah dan memperlambatnya selama seratus tahun…. Dan tidaklah mungkin Rosululloh mengatakan seperti itu… karena beliau adalah suri tauladan dan panutan dalam meniti jalan dakwah bagi seluruh manusia sampai hari qiyamat. Maka sembunyi-sembunyi dalam mengikuti dakwah yang dilakukan oleh sebagian mustadl’afiin (orang-orang yang lemah dan tertindas) adalah sebuah permasalahan sedangkan nampak dan jelasnya diin adalah permasalahan yang lain. Dahulu dakwah Nabi SAW adalah jelas dan terkenal, dan semua orang tahu bahwa pokok dan konsentrasinya adalah kufur terhadap thoghut-thoghut yang ada pada zaman itu, dan bertauhid dalam berbagai macam bentuk ibadah kepada Alloh ta’aalaa … sampai-sampai beliau benar-benar mengingatkan agar menjauhi thoghut tersebut dan memeranginya dengan berbagai sarana. Dan tidaklah para pengikutnya yang mustadl’afiin (lemah lagi tertindas) itu memerlukan untuk menyembunyikan diri dan hijroh, dan tidak pula mereka akan mendapatkan gangguan dan penindasan kecuali disebabkan karena jelas dan terkenalnya dakwah. Seandainya mereka mau sedikit saja bermudaahanah (kompromi) sebagaimana yang dilakukan orang-orang pada zaman sekarang ini, tentu  itu semua tidak akan terjadi.
Dan setelah engkau memahami poin ini, engkau akan memahami permasalah penting yang lain, yaitu: bolehnya melakukan mukhooda’ah (tipu daya) terhadap orang-orang kafir dan bolehnya sebagian kaum muslimin bersembunyi di sela-sela barisan mereka ketika terjadi konfrontasi dan peperangan, selama diin itu telah dhoohir (nampak jelas) dan prinsip dakwah telah terkenal… maka dalam kondisi semacam ini dibenarkan untuk beralasan dengan peristiwa pembunuhan Ka’ab bin Al Asyroof dan yang semisalnya… adapun menghabiskan umur sebagai pasukan thoghut yang berwalaa’ dan bermudaahanah, hidup dan mati untuk mengabdi kepada mereka dan mengabdi kepada lembaga-lembaga mereka yang jahat dengan alasan untuk berdakwah dan memperjuangkan diin, sebagai mana yanng dilakukan oleh para da’i tersebut… sehingga mengaburkan diin manusia dan mengubur tauhid… maka sesungguhnya cara-cara tersebut adalah di barat sedangkan dakwah Nabi SAW dan petunjuk beliau berada di ujung timur.
شتان بين مشرق و مغرب
سارت مشرقة وسرت مغربا
ia berjalan ke timur sedangkan aku berjalan ke barat…
sungguh berbeda antara orang yang berjalan ke timur dengan orang yang berjalan ke barat…
Dengan demikian maka millah Ibrohim adalah cara dakwah yang benar .. yang menyebabkan perpisahan dengan orang-orang yang dicintai dan menyebabkan pemenggalan leher … adapun jalan-jalan, cara-cara dan manhaj-manhaj lain yang bengkok dan menyeleweng yang digunakan untuk meneguhkan diin Alloh ta’aalaa dengan tanpa menjauhi pangkat dan kedudukan, dan dengan tanpa marah terhadap para pemegang kekuasaan .. atau tanpa harus kehilangan istana, istri-istri dan kebahagiaan dalam keluarga, rumah dan negara, maka ini sama sekali bukanlah millah Ibrohim, meskipun orang-orang yang melakukan gerakan-gerakan dakwah tersebut mengaku bahwa mereka berada di atas manhaj salaf dan manhaj dakwah para Nabi dan Rosul… dan sungguh kami pernah melihat mereka… kami pernah melihat bagaimana wajah mereka berseri-seri dihadapan orang-orang munafiq dan dholim, bahkan dihadapan orang-orang kafir yang menentang Alloh ta’aalaa dan RosulNya, bukan untuk mendakwahi mereka atau mengharapkan mereka dapat hidayah, akan tetapi orang-orang tersebut bergaul dengan mereka sebagai bentuk mudaahanah (kompromi) dan sikap diam orang-orang tersebut terhadap kebatilan mereka. Dan orang-orang tersebut bertepuk tangan dan berdiri untuk menghormati mereka. Orang-orang tersebut mengagungkan mereka dengan cara memanggil mereka dengan gelar-gelar mereka… seperti Shoohibul Jalaalah (yang agung), Al Malikul Mu’adh-dhom (raja yang diagungkan), Ar Ro-iisul Mukmin (pemimpin yang beriman), Shoohibus Sumuwwi (yang mempunyai derajat tinggi) bahkan Imaamul Muslimiin dan Amiirul Mukminiin, padahal mereka memerangi Islam dan kaum muslimin.[1]… Ya, demi Alloh ta’aalaa  kami melihat diantara mereka pergi pada waktu pagi dan pulang  pada waktu sore … menjual diin nya dengan harga  yang lebih murah dari pada sayap nyamuk … pada waktu sore dia beriman, belajar tauhid dan mungkin mengajar tauhid namun pada waktu pagi dia bersumpah untuk menghormati hukum dan undang-undang kafir, dan dia bersaksi atas kesucian undang-undang buatan manusia … Dan memperbanyak barisah orang-orang dholim dan menemani mereka dengan wajah yang berseri-seri dan dengan kata-kata yang manis… Padahal siang dan malam mereka membaca ayat-ayat yang melarang mereka untuk sedikit condong atau taat kepada orang dholim dan ridho terhadap sebagian dari kebatilan mereka. Mereka membaca ayat-ayat tersebut seperti :
ولا تركنوا إلى الذين ظلموا فتمسكم النار
Dan janganlah kalian sedikit condong kepada orang-orang dholim sehingga kalian disentuh naar (api neraka). (QS.Huud : 113)
Dan :
وقد نزل عليكم في الكتاب  أن إذا سمعتم آيات الله يكفر بها ويستهزأ بها فلا تقعدوا معهم حتى يخوضوا في حديث غيره إنكم إذا مثلهم ...
Dan sungguh Alloh telah menurunkan kepada kalian dalam kitab bahwasanya apabila kalian mendengar ayat-ayat Alloh dikafirkan dan di olok-olok maka janganlah kalian duduk bersama mereka sampai mereka berbicara tentang yang lain, jika demikian kalian seperti mereka … (An-Nisaa’ : 140)
            Syaikh Sulaimaan bin ‘Abdulloh bin Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhaab mengatakan tentang makna firman Alloh ta’aalaa yang berbunyi :
إنكم إذا مثلهم
jika demikian kalian seperti mereka,
ayat ini sesuai dengan dhohirnya yaitu bahwasanya apabila seseorang mendengar ayat-ayat Alloh ta’aalaa dikufuri dan  di olok-olok lalu dia duduk bersama orang-orang kafir yang mengolok-olok tersebut, dengan tanpa ikrooh (dipaksa) atau mengingkari atau pergi dengan meninggalkan mereka… sampai mereka berbicara tentang yang lain, maka dia kafir seperti mereka meskipun dia tidak melakukan apa yang mereka lakukan … “ (Dari Ad Duror As Sunniyah, juz Jihad hal. 79).
Dan firman Alloh ‘Azza wa Jalla :
وإذا رأيت الذين يخوضون في آياتنا فأعرض عنهم حتى يخوضوا في حديث غيره
Dan apabila kamu melihat orang-orang yang mempermainkan ayat-ayat Kami maka berpalinglah kalian dari mereka sampai mereka berbicara tentang yang lain. (Al An’am : 68)
            Al Hasan Al Bashriy mengatakan: “Dia tidak boleh duduk bersama mereka baik mereka mempermainkan atau tidak mempermainkan, berdasarkan firman Alloh ta’aalaa:
وإما ينسينك الشيطان فلا تقعد بعد الذكرى مع القوم الظالمين
Dan apabila syetan menjadikan kamu lupa maka setelah ingat janganlah kamu duduk bersama orang-orang dholim. (Al An’aam: 68)
Dan begitu pula firman Alloh ta’aalaa:
ولولا أن ثبتناك لقد كدت تركن إليهم شيئا قليلا إذا لأذقناك ضعف الحياة وضعف الممات ثم لا تجد لك علينا نصيرا
Dan jika tidak Kami teguhkan kamu tentu kamu benar-benar hampir rukuun (sedikit condong) kepada mereka. Dengan demikian Kami akan rasakan kepadamu siksaan yang berlipat ganda pada waktu hidup dan sesudah mati, kemudian kamu tidak akan mendapatkan penolong dari Kami. (Al-Isro’ : 74­)
            Syaikh Sulaimaan bin ‘Abdulloh mengatakan: “Apabila perkataan ini ditujukan kepada manusia yang paling mulia SAW, lalu bagaimana dengan orang yang lainnya.” (Dari Ad Duror As Sunniyah, juz Jihad hal. 47)
            Dan mereka juga membaca firman Alloh ta’aalaa yang menggambarkan keadaan orang-orang beriman:
والذين هم عن اللغو معرضون
Dan orang-orang yang berpaling dari perkataan atau perbuatan yang tidak berguna. (QS. Al Mu’minun:3)
Dan firman Alloh ta’aalaa:
والذين لا يشهدون الزور وإذا مروا باللغو مروا كراما
Dan orang-oarng yang tidak memberi kesaksian palsu dan apabila mereka melewati hal yang tidak berguna mereka melewatinya dengan mulia. (QS. Al Furqoon: 72)
            Dan mereka mengaku bahwa mereka di atas manhaj Salaf, padahal salaf lari menjauh dari pintu-pintu dan kedudukan yang diberikan para penguasa pada masa syariat dan kebenaran berkuasa, bukan pada masa kedholiman dan kegelapan… Dan demi Alloh ta’aalaa, tidaklah diletakkan pedang di atas leher mereka atau dibelenggu kaki mereka atau dipaksa untuk begitu…. akan tetapi mereka melakukannya dengan suka rela dan membayar uang yang banyak…. dan diplomasi-diplomasi yang kuat. Maka kami berlindung kepada Alloh ta’aalaa dari hawa nafsu dan tertutupnya penglihatan…Mereka tidak mengatakan: ”Kami lakukan ini semua karena tamak terhadap dunia.”…namun mereka mengatakan bahwa ini semua mereka lakukan untuk kemaslahatan dakwah dan memperjuangkan diin…lalu siapakah yang kalian tertawakan wahai orang-orang yang malang… apakah kami yang lemah ini?? Sesungguhnya kami tidak kuasa memberikan manfaat atau madlorot kepada kalian …ataukah penguasa langit dan bumi, yang tidak ada sesuatupun yang tersembunyi dariNya dan Dia mengetahui apa yang kalian bisikkan….
            Dan kami telah mendengar mereka menuduh orang-orang yang tidak sependapat dengan mereka dan mengingkari mereka atas perbuatan tersebut, sebagai orang-orang yang dangkal pemikirannya dan sedikit pengalamannya, dan bahwasanya mereka tidak secara hikmah dalam berdakwah dan tidak sabar dalam menuai hasil atau tidak memahami waaqi’ (kondisi realita) dan sunnah kauniyah (hukum alam)…. dan bahwasanya mereka tidak memahami politik dan dangkal pemahamannya. Sedangkan orang-orang yang malang itu tidak menyadari, bahwasanya mereka tidaklah menuduh orang-orang tertentu akan tetapi yang mereka tuduh itu adalah diin seluruh Rosul dan millah Ibrohim …yang diantara prinsip terpentingnya adalah menyatakan baroo’ dan kufur kepada musuh-musuh Alloh ta’aalaa dan kepada jalan-jalan mereka yang menyimpang, dan menunjukkan permusuhan serta kebencian kepada manhaj-manhaj mereka yang kafir…Dan mereka tidak menyadari bahwa dengan mengatakan seperti itu berarti mereka menuduh bahwasanya Ibrohim  dan orang-orang yang bersamanya itu tidak berdakwah secara hikmah dan tidak memahami waaqi’ (kondisi realita)…..dan bahwasanya mereka itu ekstrim dan tergesa-gesa…padahal Alloh ta’aalaa telah memuji mereka dan memerintahkan kita agar mendahului mereka….Alloh ta’aalaa berfirman:
قد كانت لكم أسوة حسنة في إبراهيم و الذين معه
Sungguh telah ada suri tauladan yang baik bagi kalian pada diri Ibrohim dan orang-orang yang bersamanya. (QS. Al Mumtahanah: 4)
Dan Alloh ta’aalaa berfiman:
ومن أحسن دينا ممن أسلم وجهه لله وهو محسن واتبع ملة إبراهيم حنيفا واتخذ الله إبراهيم خليلا
Dan siapakah yang lebih baik diinnya daripada orang yang menyerahkan wajahnya kepada Alloh sedangkan dia berbuat baik dan mengikuti millah Ibrohim yang lurus. Dan Alloh telah menjadikan Ibrohim  sebagai kholiil (kekasih). (QS. An Nissa’: 125)
Dan Alloh ta’aalaa menjauhkan Ibrohim  dari kebodohan dan menyatakan bahwa  ia adalah orang yang mendapat petunjuk….dalam firmanNya:
ولقد آتينا إبراهيم رشده من قبل وكنا به عالمين
Dan sungguh Kami telah anugerahkan kepada Ibrohim  petunjuk sebelumnya dan Kami adalah mengetahui tentang dirinya. (QS. Al Anbiyaa’:51)
Kemudian Alloh ta’aalaa menceritakan dakwahnya, bahkan Alloh ta’aalaa menerangkan sebagaimana yang telah kami uraikan di depan bahwasanya tidak ada yang membenci millah Ibrohim  kecuali orang yang bodoh….Dan bagaimana mungkin orang yang bodoh itu dapat berdakwah secara hikmah, memiliki pemahaman yang jelas, manhaj yang benar dan jalan yang lurus sebagai mana yang ia klaimkan….??


[1] Di sini ada sebuah tambahan penting yang membongkar kesesatan para ulama’ pemerintah. Ketahuilah --- semoga Alloh menyelamatkan kita dari tipu daya orang-orang yang menyesatkan --- sesungguhnya orang-orang bodoh itu meskipun mereka disebut sebagai Masyaayikh dan bergelar Salafiy, yang menyebut para thoghut zaman ini dengan gelar Amiirul Mukminiin atau Imaamul Muslimiin … sesungguhnya dalam hal ini mereka mengikuti jejak khowaarij dan mu’tazilah yang tidak mengakui bahwa di antara syarat menjadi imam itu adalah harus Qurosyiy (keturunan suku Quroisy)… tentang masalah ini silahkan merujuk ke Shohiih Al Bukhooriy, Kitaabul Ahkaam, Baabu Al Umaroo’ Min Quroisy, juga kutubus sunan (kitab-kitab hadits), buku-buku fiqih dan Al Ahkaam As Sulthooniyah (buku-buku tentang ketata negaraan) yang lain. Sesungguhnya ini adalah permasalah yang sudah masyhur sehingga engkau tidak akan kesulitan untuk mendapatkannya… dan Ibnu Hajar menukil perkataan Al Qoodliy ‘Iyaadl dalam Fat-hul Baariy yang berbunyi: “Seluruh ulama’ mensyaratkan untuk menjadi imam haruslah Qurosyiy (keturunan suku Quroisy), dan mereka memasukkan hal ini ke dalam masaa-ilu ijmaa’ (termasuk permasalahan-permasalahan yang telah disepakati). Dan tidak ada riwayat dari seorang salafpun yang menyelesihinya, begitu pula orang-orang setelah mereka diseluruh daerah.” Ia mengatakan: “Dan tidaklah dianggap pendapat khowaarij dan orang-orang yang sependapat dengan mereka dari kalangan mu’tazilah.” (XXXI/91)
Kemudian saya melihat Syaikh ‘Abdulloh Abu Thiin, seorang ulama’ Dakwah Najdiyyah, beliau membantah orang-orang yang menjuluki Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhaab dan ‘Abdul ‘Aziiz bin Muhammad bin Sa’uud dengan gelar imaam, sesungguhnya dia itu hanyalah seorang ulama’ yang mendakwahkan kebenaran dan berperang di atasnya. Dan semasa hidupnya ia tidak bergelar sebagai imam. Begitu pula ‘Abdul ‘Aziiz bin Muhammad bin Sa’uud, semasa hidupnya tidak ada seorangpun yang menyebutnya sebagai imam. Namun penyebutan imam itu terjadi pada orang-orang yang menjabat setelah keduanya meninggal…” (Lihat Ad Duror As Sunniyah, juz Jihad, hal. 240). Lihatlah bagaimana seorang ulama’ robbaaniy ini memungkiri hal ini. Meskipun keduanya termasuk penyeru kebenaran. Dan ia tidak membantah dengan sombong sebagaimana yang dilakukan oleh banyak Masyaayikh pemerintah pada zaman sekarang yang bersikukuh, yang menyebut thoghut-thoghut mereka dengan sebutan imam dan amiirul mukminiin … maka beritahukanlah kepada mereka bahwa mereka itu berjalan di atas manhaj khowaarij… yang (mana paham khowaarij ini) adalah fitnah yang sering mereka lontarkan kepada tholabatul ‘ilmi (para penuntut ilmu) dan kepada para da’i yang menyerukan kebenaran dan menentang thoghut-thoghut mereka…
أولى ليدفع عنه فعل الجاني
ولذاك عند الغر يشتبهــان
و رموهم بغيا بما الرامي بـه
يرمي البريء بما جناه مباهتا
mereka menuduh secara dholim yang sebenarnya penunduhnya…
lebih layak untuk memungkiri kejahatan yang dilakukannya…
ia menuduh orang yang tidak melakukan perbuatan yang justru ia lakukan sendiri…
oleh karena itu orang yang tidak berpengalaman akan sulit membedakan siapa yang melakukannya …
Ini semua mengenai syarat imam harus Qurosyiy (dari keturunan suku Quroisy). Lalu bagaimana jika selain mereka bukan Qurosyiy (keturunan suku Quroisy) mereka juga tidak memenuhi syarat Al ‘Adaalah, ilmu, hikmah dan syarat-syarat untuk menjadi imam lainnya? Dan bagaimana jika syarat harus Islam dan beriman tidak terpenuhi? Bagaimana dan bagaimana?